Denpasar, NU Online
Tantangan dakwah cukup berat kini tengah dihadapi kaum Muslimin, khususnya warga NU di Provinsi Bali. Terutama bagaimana internal kaum Muslimin bisa satu komando dalam menyikapi berbagai persoalan keagamaan. Pada saat yang sama, tantangan dari penganut agama mayoritas di sana yang tentu saja perlu disikapi dengan arif.
Seperti diketahui, mayoritas masyarakat di Pulau Dewata adalah penganut agama Hindu. "Agama itu telah mengakar kuat di masyarakat Bali," kata KH Abdurrahman Navis, Ahad (7/8). Inilah tantangan yang harus dihadapi kaum muslimin untuk menunjukkan bahwa Islam memberikan berbagai solusi bagi berbagai problematika yang dihadapi masyarakat, lanjut Kiai Navis, sapaan akrabnya.
Kiai Navis hadir dalam rangkaian Halal bihalal yang diselenggarakan PWNU dan GP Ansor provinsi setempat. Kegiatan yang mengambil tema Merajut Silaturahim dengan Penguatan Aqidah Ahlussunnah wal Jamaah tersebut dihadiri para fungsionaris NU beserta sejumlah badan otonom serta lembaga.
Direktur PW Aswaja NU Center Jawa Timur ini mengingatkan bahwa dengan menjadi umat minoritas, sudah sepatutnya kaum muslimin tidak berkecil hati. "Justru ini kesempatan untuk menunjukkan kiprah terbaik bagi perbaikan di masyarakat sekitar," kata Kiai Navis.
Wakil Ketua PWNU Jatim ini juga mengingatkan bahwa di internal umat Islam sendiri kerap terjadi pertentangan. "Hal tersebut dipicu dengan tidak saling sepahamnya, bahkan juga kerap menyalahkan dalam menyebarkan ajaran Islam di sana," ungkapnya. Bahkan tidak jarang antara kaum Muslimin terjadi persaingan yang tidak sehat.
Sebagai solusi, dosen UIN Sunan Ampel Surabaya ini menyarankan agar dilakukan kajian Islam yang lebih intensif dan mendalam. "Pergiat Aswaja NU juga harus kerap menyapa para tokoh agama Islam dan memberikan wawasan terhadap Islam yang diajarkan para salafus shalih," terangnya. Dengan dialog dan kajian yang sistematis dengan narasumber yang memang kapabel, maka silang pendapat tentunya akan bisa lebih diminimalisir, lanjutnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Surabaya ini juga sependapat dengan harapan KH Abdul Aziz yang juga Ketua PWNU Bali. "Kita telah sepakat agar dilakukan kajian intensif terkait masalah Aswaja an-Nahdliyah dengan mendatangkan narasumber dari PW Aswaja NU Center Jatim," katanya.
Rencananya, kajian Aswaja NU tersebut akan diikuti oleh para ustadz setempat. Berikutnya acara serupa secara bertahap akan diikuti para tokoh agama dan kalangan umum. "Diharapkan, dengan upaya ini pemahaman agama sekaligus syiar Aswaja NU kian dirasakan masyarakat," pungkasnya. (Ibnu Nawawi/Zunus)