Daerah

Manfaatkan 10 Ramadhan Terakhir

NU Online  ·  Sabtu, 20 Agustus 2011 | 11:58 WIB

Jepara, NU Online
Ramadhan yang tinggal sepuluh hari mesti dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah SWT. Karena didalamnya terdapat malam lailatul qadar.

Malam lailatul qadar menurut sebagai Ulama’ muncul pada hari ganjil 21, 23, 25, 27 dan 29. Demikian penjelasan Syuriyah MWC NU Kalinyamatan, KH Muchlisul Hadi dalam pengajian sore di serambi Masjid al-Falah Margoyoso, Kalinyamatan, Jum’at (19/8) kemarin. <>

Menurut penuturannya, lailatul qadar merupakan malam kepastian. “Sepuluh malam hari terakhir di bulan Ramadhan sebaiknya digunakan umat Islam untuk mendekatkan diri kepada sang khalik,” tuturnya.

Agar qadar, kepastian satu tahun kedepan yang akan diterima hamba menginginkan kebaikan maka permintaan yang dilantunkan kepada Tuhan juga dengan sungguh-sungguh.

“Rizki, usia, selamat atau sengsara kita semua tentu tidak mengetahuinya. Oleh karena itu dengan bermunajat kepada Allah niscaya kita akan diberikan yang terbaik oleh-Nya,” tambahnya.

Kiai Muchlis yang juga pengasuh pondok pesantren “Roudlotul Huda” Margoyoso, Kalinyamatan menyebut shalat tasbih, wirid, tadarus al-qur’an sebagai aktivitas yang afdhol untuk dilaksanakan.

Memanfaatkan 10 malam Ramadhan terakhir, paparnya juga pernah dilaksanakan pada era kenabian. “Dulu, Nabi Muhammad sering membangunkan istrinya Siti Aisah pada sepertiga malam. Lantas Nabi meminta istrinya untuk memohon ampunan kepada Allah SWT,” paparnya.

Sehingga pada saat mujahadah malam yang kerap diselenggarakan di musholla, langgar maupun masjid sering dibacakan doa “Allahumma Innaka afwun karim tuhibbul afwa fa’fu anni”. Doa itu, kata beliau merupakan bentuk taubat seorang hamba kepada sang pencipta.

Kegiatan munajat 10 Ramadhan terakhir, lanjutnya sedikit banyak tentu akan memberikan atsar (hasil) bagi yang melaksanakannya. “Jika mau bermunajat kepada Allah tentu akan menuai hasilnya setelah Ramadhan usai,” lanjutnya.

Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Syaiful Mustaqim