Daerah

MAJT Bisa Dikembangkan Menjadi Objek Wisata Religius

NU Online  ·  Selasa, 21 Agustus 2007 | 13:10 WIB

Semarang, NU Online
Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang berdiri di atas lahan seluas 10 hektare di Jalan Gajah Raya Semarang, Jawa Tengah, bisa dikembangkan menjadi objek wisata religius.

"MAJT yang dibangun dengan arsitektur yang menawan tersebut mampu mengundang ketertarikan wisatawan asing maupun domestik untuk mengunjungi MAJT," kata Siti Mahbulrotun (47) pemilik biro wisata di Semarang, Selasa.

<>

Ia mengatakan, MAJT dengan segala kelebihannya saat ini menjadi salah satu daya tarik wisatawan, terutama wisata religius di Jateng. "MAJT akan menambah jumlah objek wisata religius di Jateng," katanya yang sering mengantarkan wisatawan asing mengunjungi MAJT itu.

Dia meminta pengelola untuk bersikap profesional dalam mengelola MAJT sehingga mampu menarik pengunjung lokal, nasional, dan mancanegara. "Tanpa dikelola dengan baik, gaung MAJT tak bisa didengar di mana-mana," katanya.

Kunjungan berbagai peziarah dari dalam negeri dan luar negeri terutama Duta Besaqr Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, Kuwait, Oman, Yunani, Zimbabwe, dan Amerika Latin  ke MAJT menandakan orang sudah tertarik dengan keberadaan MAJT.

Menara Asmaul Husna (Alhusna Tower) yang terletak di sudut tenggara merupakan salah satu daya tarik MAJT karena menara setinggi 99 meter itu terdiri atas 19 lantai. "Saya selalu takjub ketika melihat menara MAJT. Indahnya bukan main," kata Muhammad Zaenuri (33) asal Jawa Barat.

Keindahan lain MAJT antara lain di dalam ruang masjid memiliki Quran raksasa tulisan tangan Khayatuddin, santri Pondok Pesantren Al Asyariyah, Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo. Ukurannya besar, yakni 145 X 95 cm2.

Sementara di sudut ruang itu terdapat beduk raksasa yang merupakan replika Beduk Pendowo (Purworejo), yakni bernama Beduk Ijo Mangunsari yang dibuat para santri Pesantren Alfalah, Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas.

Beduk ini memiliki panjang 310 cm dan diameter 220 cm dengan penutup kulit lembu di kanan-kirinya, sedangkan koleksi terbaru berupa tongkat khotbah pemberian Sultan Hasanal Bolkiah dari Brunei Darussalam.

"Salat di MAJT memiliki keindahan tersendiri karena bagaikan beribadah di Tanah Suci," kata Zaenuri yang mengaku sudah 12 kali mengunjungi MAJT bersama kerabatnya. (ant/kut)