Daerah

LTN NU Kalbar Lakukan Safari Dakwah di Kawasan Perbatasan

NU Online  ·  Senin, 28 Mei 2018 | 02:00 WIB

Kapuas Hulu, NU Online
Kepengurusan Pimpinan Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama Wilayah Kalimantan Barat (Kalbar) melakukan safari dakwah di kawasan perbatasan yakni Kabupaten Kapuas Hulu. Kegiatan yang akan berlangsung selama delapan hari (25/5-1/6) ini mengusung misi Meneguhkan Kecintaan Umat terhadap NKRI dan Islam Moderat.

Setidaknya ada lima  titik penting kawasan perbatasan yang dikunjungi, yakni Nanga Jajang dan  Menendang (lintas selatan), Badau (lintas utara) Putussibau (pusat kota), Sri Wangi (lintas Boyan), dan  Jongkong (lintas Kapuas).

“Sebagai sebuah kegiatan dakwah yang dikolaborasikan dengan riset, kegiatan ini dilakukan dalam dua bentuk,” kata Ibrahim, Ahad (27/5). Pertama, diskusi keagamaan (focus group discussion) tentang umat, khusus realitas, tantangan dan program-pembinaan umat di wilayah perbatasan. Kedua, ceramah Ramadhan, lanjutnya.

Ketua LTN NU Kalbar ini menjelaskan banyak manfaat yang diraih dari kegiatan safari dakwah. "Melalui kegiatan seperti, kita dapat memahami keadaan umat, kecendrungat keagamaan dan paham yang berkembang di tengah masyarakat,” katanya. Termasuk kegiatan pembinaan keagamaan yang diberikan oleh para tokoh agama di wilayah perbatasan, lanjutnya.

Lebih lanjut, berdasarkan peta kondisi umat inilah pihaknya memberikan pembinaan melalui ceramah singkat yang bernuansa penyelamatan umat dari paham radikal-ekstrim dengan memperteguh wawasan Islam moderat.

"Umat Islam, khususnya di wilayah perbatasan mesti lebih waspada terhadap masuknya pengaruh paham radikal-ekstrim,” ungkapnya. Paham yang bertentangan dengan mainstrem keberagamaan umat, dan berpotensi memecah belah bangsa, lanjutnya saat memberikan ceramah singkat di Masjid Al-Hikmah, Sebindang Badau.

Melalui kegiatan safari dakwah ini pula Ibrahim mengajak semua pihak, terutama para tokoh agama dan lembaga keagamaan di wilayah perbatasan untuk secara intensif melakukan pembinaan umat. “Perkuat wawasan Islam moderat dan  pengawasan terhadap masuknya pengaruh paham radikal ekstrim di tengah umat,” pesannya.

Sebagai sebuah program kombinasi riset dan dakwah, kegiatan ini pada akhirnya hendak menghasilkan peta keberagamaan di wilayah perbatasan. Peta revitalisasi peran tokoh agama dan lembaga keagamaan dalam penguatan pesan Islam di wilayah perbatasan. 

“Dengan demikian, maka harapan agar umat terjaga dari masuknya pengaruh paham keagamaan yang radikal ekstrim di kawasan perbatasan akan terus terkawal,” pungkasnya. (Fauzi/Ibnu Nawawi)