Daerah

LPPNU di Bojonegoro Tumbuhkan Semangat Nahdliyin untuk Bertani

Sen, 5 April 2021 | 02:30 WIB

LPPNU di Bojonegoro Tumbuhkan Semangat Nahdliyin untuk Bertani

Diklat Pertanian LPPNU di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. (Foto: NU Online/M Yazid)

Bojonegoro, NU Online 
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur yang dikenal daerah agraris membuat warga Nahdlatul Ulama (NU) di Kota Ledre ini tidak mau berpangku tangan. Karenanya, Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Kapas, Bojonegoro menumbuhkan semangat bertani dengan Diklat Pertanian, Ahad (4/4). 
 
Kegiatan yang berlangsung di Kantor Balai Penyuluhan Pertanian Kapas tersebut diikuti setidaknya 33 petani termasuk didominasi petani milenial mengikuti.
 
Hadir sebagai narasumber Zaenal Fanani, Ketua PC LPPNU Bojonegoro menyampaikan materi tentang pemanfaatan pekarangan, budidaya porang. Narasumber yang kedua Iskak Riyanto, Sekretaris PC LPPNU memaparkan pemanfaatan pekarangan melalui budidaya tanaman hortikultura, dan pemateri terakhir Kholif, Kordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Kapas membedah dasar-dasar pertanian. 
 
Ketua LPPNU MWCNU Kecamatan Kapas, M Muhyin mengungkapkan, potensi pertanian di Kecamatan Kapas cukup besar. Kondisi ini juga yang mendorong LPPNU melakukan langkah konkret untuk para petani dengan pelatihan tersebut. Puluhan peserta perwakilan ranting NU dari beberapa desa di Kecamatan Kapas antusias mengikuti kegiatan itu.
 
Ke depan pengurus memprogramkan pertemuan lanjutan untuk mendalaman materi lainnya terkait pertanian. "Setelah ini akan ada empat kali pertemuan, seminggu sekali di tempat yang sama dengan narasumber yang berbeda, sesuai kebutuhan mereka di bidang pertanian," ungkap Muhyin.
 
Sementara itu, Iskak Riyanto mengatakan, LPPNU mempunyai peran yang stragis membantu pemerintah dalam pembangunan pertanian di Indonesia, termasuk di Kabupaten Bojonegoro. Potensi dan sumberdaya yang besar harus dikembangkan agar masyarakat sejahtera.
 
"Mayoritas pekerjaan penduduk Bojonegoro adalah petani, sebagian besar dari mereka merupakan warga NU. Jadi LPPNU harus ikut berperan serta membantu pemerintah mendampingi petani dalam berusaha tani," jelasnya saat membuka Diklat Pertanian.
 
Penyuluh Pertanian Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bojonegoro itu menceritakan, banyak literatur NU di media online tentang kepedulian tokoh NU kepada petani. Contohnya, KH Hasyim Asy'ari, ia mengatakan Petani itulah penolong negeri. Selain itu Mbah Hasyim juga pernah menulis di majalah Soera Muslimin Indonesia nomor 2 tahun ke-2 Muharom 1363 Hijriyah tentang keutamaan bercocok tanam dan bertani.
 
"Mbah Hasyim membuat narasi berjudul kecil anjuran memperbanyak hasil bumi dan menyuburkan tanah. Anjuran mengusahakan tanah dan menegakan keadilan. Melihat itu terbukti sejak dahulu sampai sekarang NU sangat perhatian kepada petani," paparnya.
 
Ditembakkan Iskak, kepedulian NU terhadap pertanian harus terus dirawat. Pasalnya, Ketua PBNU, Kiai Said Aqil Siroj sendiri pernah menyatakan bahwa Nahdliyin harus bantu petani. Begitu halnya ketua PWNU Jawa Timur, Kiai Marzuki Mustamar, melalui catatannya soal 'Mayoritas Petani adalah Nahdliyin, Harus Dibela'.
 
"Ketua PW LPPNU Jawa Timur juga pernah mengatakan lembaga pertanian NU mesti sering sapa petani," imbuh Iskak.
 
Bahkan beberapa kesempatan, imbuhnya, Ketua PCNU Bojonegoro, Dokter Ubed juga menyampaikan pentingnya pemberdayaan petani atau rumah tangga NU.
 
"PCNU Bojonegoro ingin petani atau rumah tangga NU untuk terus menanam seperti hortikultura (lombok, tomat, terung, bungakol) di pot/polybag untuk ketahanan pangan. Kebutuhan dapur dapat dipenuhi dari pekarangan rumah masing-masing," pungkasnya.
 
Kontributor: M. Yazid
Editor: Syamsul Arifin