Jepara, NU Online
Pesantren Az Zahra Sekuro Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah membedah buku “Maha Cinta: Sepotong Kisah Nyata dari Cinta Ragawi ke Cinta Sukmawi” karya H Aguk Irawan MN.
Bedah buku di aula pesantren pada Sabtu (13/12) malam tersebut dihadiri sang penulis. Ia memaparkan, “Maha Cinta” merupakan karyanya yang ke-78. Novel terinspirasi dari kisah kawannya, lelaki berusia 45 tahun yang belum menikah, seniornya di Sanggar Nun, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Menurut novelis best seller “Penakluk Badai: Novel Biografi KH Hasyim Asy’ari tersebut, ketika ragawi susah untuk direalisasikan, maka cinta sukmawi menjadi jawabannya.
Ia menambahkan, karyanya itu oleh Glosaria Media Yogyakarta akan divisualkan atau difilmkan.
Kepada ratusan peserta yang hadir lelaki kelahiran Lamongan 1 April 1979 itu menawari untuk turut serta casting film novel karyanya.
Di akhir paparannya, ia menambahkan cinta bukan sekadar nafsu. “Cinta adalah spiritualitas dan membutuhkan ketulusan bukan sekadar wujud hawa nafsu belaka,” tegas Aguk.
Pembedah buku yang lain, H Murtadho Hadi mengatakan, membaca karya Aguk, kisah Imran dan Marwa, mengingatkan orang pada era novel “Di Bawah Lindungan Ka’bah” dan “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”. Orang yang membacanya akan berurai air mata.
“Novel ini bercerita tentang orang berjihad di jalan cinta,” papar penulis buku Ratu Kalinyamat (2010).
Murtadho menjelaskan orang yang terpuruk di jalan cinta harus segera bangkit. Mengambil hal positif untuk memperjuangkan cinta. Meski demikian, kepada hadirin ia memotivasi agar tidak takut untuk jatuh cinta.
“Jika kalian takut jatuh cinta maka kalian kalah sebelum berperang,” imbuh lelaki yang kini mukim di desa Menganti Kedung, Jepara.
Berjuang di jalan cinta yang sesungguhnya (Allah, red) adalah sangat mulia. “Ketika Imran betul-betul tidak butuh ragawi Marwa. Kehadiran tubuh sukmawi Marwa telah menjadi pintu gerbang bagi Imran untuk berjumpa dengan sang Maha Cinta, yaitu Tuhan.”
Bedah buku di pesantren Az Zahra merupakan roadshow #1. Road show #2 dan #3 dilaksanakan di kampus Unisnu Jepara bersama Teater Tuman Fakultas Dakwah, Ahad (14/12) dan kampus Staimafa Pati bersama teater Suryopati, Senin (15/12). (Syaiful Mustaqim/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
3
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
4
Waketum PBNU Jelaskan Keistimewaan Belajar di Pesantren dengan Sanad
5
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Hikmah Hijrah Nabi Muhammad kanggo Generasi Milenial lan Z
6
Khutbah Jumat: Menyadari Hakikat Harta dan Mengelolanya dengan Baik
Terkini
Lihat Semua