Daerah

Kunjungi Posyandu, Fatayat NU Bojonegoro Sosialisasi Antisipasi Stunting

Jum, 11 Desember 2020 | 22:00 WIB

Kunjungi Posyandu, Fatayat NU Bojonegoro Sosialisasi Antisipasi Stunting

Sosialisasi cegah stunting Fatayat NU Bojonegoro, Jumat (11/12). (Foto: Istimewa)

Bojonegoro, NU Online
Dengan tetap menggunakan protokol kesehatan (Prokes) penanggulangan Covid-19, PC Fatayat NU Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menggelar sosialisasi di Kecamatan Kedungadem, Bojonegoro.

 

Kegiatan berlangsung di Pendopo Kecamatan Kedungadem, Jumat (11/12) dengan materi sosialisasi Penelitian Model Peningkatan Kapasitas Layanan Posyandu untuk Penanggulangan Stunting di Bojonegoro.

 

Tampak hadir Ketua PC Fatayat NU Bojonegoro, Hj Ifa Khoiria Ningrum, perwakilan EMCL A. Ukay Sukaya Subqy, pejabat dari Dinkes Bojonegoro dr Lucky dan Kasi PMD Kecamatan Kedungadem, Suhadi.

 

Dalam sambutannya, Ketua PC Fatayat NU Bojonegoro, Dr Ifa memaparkan rencana kegiatan penelitian, tujuan dan target yang berupa modul wilayah studi di Kecamatan Kota dan Kedungadem.

 

"Kita bersama-sama ingin menanggulangi stunting di Kota Migas, dengan menggandeng mitra dan stekeholder terkait," jelas Yu Ifa, sapaan karibnya.

 

Sementara itu, perwakilan EMCL Ukay menambahkan, kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian EMCL terhadap perkembangan Kabupaten Bojonegoro. Dengan adanya modul hasil penelitian semoga dapat membantu mengatasi permasalahan stunting di Bojonegoro.

 

"Selain aspek kesehatan, ExxonMobil juga menangani aspek ekonomi dan pendidikan," tegasnya.

 

Pejabat dari Dinkes Bojonegoro, dr Lucky pada kesempatan itu memberikan pengarahan agar peserta dapat bekerjasama dalam penelitian. 

 

Kegiatan tersebut didukung oleh operator Migas Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL). Sosialisasi diikuti kades, bidan dan perwakilan kades empat desa di Kecamatan Kedungadem, yakni Desa Kedungadem, Sidorejo, Tlogoagung dan Desa Ngrandu.

 

Berdasarkan data NU Online, stunting atau kekurangan gizi masih menjadi masalah yang membahayakan bagi masa depan anak dan negara. Pasalnya, masalah kekurangan gizi ini memberi dampak negatif terhadal kondisi intelektualitas dan fisik seseorang.

 

Masyarakat harus tahu dan perlu menyadari betapa berbahayanya stunting ini jika terjadi pada anak-anaknya. Mereka juga harus menyadari bahwa permasalahan ini bisa diatasi dan ditentukan oleh motivasi dan kesadaran masyarakat untuk mengatasinya.  

 

Ada beberapa hal yang harus dilakukan masyarakat untuk mencegah stunting. Pertama, konsumsi makanan yang harus cukup. Cukup berarti bukan hanya jumlahnya, tetapi juga jenisnya dan frekuensinya. Artinya, seberapa sering anak itu makan, seberapa banyak yang dimakan, apa saja yang dia makan.  

 

Kedua, para orang tua harus melindungi sebaik mungkin anak-anaknya dari penyakit dan infeksi, terlebih berulang-ulang. Mencegah dan melindungi anak-anak kita dari sakit dan infeksi apalagi berulang-ulang. Biaya untuk itu sangat mahal apalagi dalam masa tumbuh dan kembang. Protein yang harusnya menjadi dasar anak tumbuh kembang malah dipakai untuk memerangi penyakit dan infeksi sehingga pertumbuhannya menjadi terhambat dan terganggu.

 

Terakhir, hal yang tidak kalah penting adalah dorongan motivasi bagi anak-anak. Anak harus diasuh dengan mengasah dan mengasihinya. Itu menjadi bagian tidak terpisahkan dalam hal tumbuh kembang anak yang optimal. Pasalnya jika anak terkena stunting, kondisi intelektualitasnya menjadi terbatas. Hal tersebut berdampak besar terhadap prestasi dan daya saingnya.
 

Kontributor: Nidhomatum MR
Editor: Kendi Setiawan