Daerah

'Kopi Tumbuk', Usaha Fatayat NU di Sumenep Kembangkan Kopi Lokal

Jum, 3 Juli 2020 | 00:00 WIB

'Kopi Tumbuk', Usaha Fatayat NU di Sumenep Kembangkan Kopi Lokal

Kopi Tumbuk hasil kreasi PAC Fatayat NU Gapura, Sumenep, Jatim. (Foto: NU Online/Firdausi)

Sumenep, NU Online 

Indonesia kaya dengan sumber daya alam, termasuk kopi. Masing-masing kawasan memiliki kopi yang menjadi andalan dan sarat dengan cita rasa. Mengembangkan kopi sudah seharusnya menjadi bagian tidak terpisahkan, termasuk bagi aktivis perempuan Nahdlatul Ulama.

 

Semangat ini juga yang muncul dari Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Kecamatan Gapura, Sumenep, Jawa Timur. Mereka tengah mengembangkan pengolahan kopi lokal bermerk 'Kopi Tumbuk' demi mendongkrak perekonomian masyarakat.

 

Ustadzah Bukhairiyah menyampaikan bahwa pengembangan Kopi Tumbuk yang merupakan kopi lokal dilakukan sebagai wujud kecintaan dalam bidang wirausaha. Khususnya peluang usaha yang mulai menjamur di setiap pojok warung.

 

"Kami ingin para kader juga bersaing dengan para pembuka lapak warung kopi yang menyajikan aneka ragam kopi tradisional,” kata Ketua PAC Fatayat NU Gapura tersebut, Kamis (2/7). Lebih-lebih produk yang diolah menghasilkan kualitas dan rasa nan khas, lanjutnya. 

 

Alumnus Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukerejo Situbondo tersebut berharap kopi yang dikelola oleh divisi perekonomian Fatayat NU Gapura bisa dikenal oleh masyarakat, terutama kiai. "Kami berharap kopi tumbuk ini lebih dikenal di pasar sekitar dan pasar secara umum," ungkapnya.

 

Dirinya yakin bahwa kreativitas kader PAC Fatayat NU Gapura mampu meningkatkan daya saing industri pengolahan kopi dalam negeri, salah satunya dengan memasarkan kopi khas Fatayat NU Gapura. 

 

Berawal dari Obrolan Santai
Di kesempatan berbeda, Ny Faizah selaku Ketua Divisi Perekonomian Fatayat NU Gapura menjelaskan latar belakang pengelolaan usaha kopi tersebut. 

 

"Inspirasi ini muncul ketika kami bersama pengurus lainnya melakukan obrolan santai usai rapat bulanan. Usul tersebut diamini oleh Ketua PAC Fatayat NU gapura dan memasrahkan sepenuhnya kepada saya untuk disikapi secara serius," ungkap Ny Faizah, sapaan akrabnya. 

 

Alumnus pesantren di Jombang tersebut melakukan testimoni dengan membeli kopi pilihan yang mana harganya mahal dibandingkan dengan harga kopi yang ada di Pasar Anom Sumenep. 

 

"Proses pembuatannya, kopi disangrai menggunakan api kayu, kemudian ditumbuk secara manual dan dipacking menggunakan kemasan yang menarik," terangnya. 

 

Hasil uji coba tersebut membuahkan hasil positif, di mana rasanya berbeda dengan kopi lainnya yang beredar di kebanyakan warung. Maka setelah menemukan cita rasa berbeda, langkah berikutnya mengenalkan produk. "Untuk mengenalkan produk ini, kami meminta izin kepada kepala swalayan NU Gapura untuk titip kopi dengan lebel Kopi Tumbuk Fatayat NU Gapura," imbuhnya. Nama tersebut juga berkat usulan kepala swalayan.

 

Usaha kopi tersebut berjalan sejak tanggal 1 Februari 2020 hingga saat ini yang dikelola di dua tempat, yakni di kediaman Ketua PAC Fatayat NU Gapura dan ketua divisi perekonomian. 

 

“Ketua Fatayat NU Gapura awalnya menggunakan modal dari uang kas organisasi dan saya menggunakan modal sendiri dengan menggunakan sistem bagi hasil, yakni 50 persen untuk Fatayat NU dan 50 persennya lagi untuk kami pribadi," jelasnya. 

 

Pemasaran kopi khas Fatayat NU Gapura tersebut tersebar di swalayan NU Gapura, Dungkek, dan Al-Makky di pusat kota Sumenep. Selain itu juga menggunakan jalan lain yakni menawarkan produk kepada seluruh Kepala Cabang BMT NU Jatim. Mulai dari Gapura, Dungkek, Batuputih, Manding, Rubaru, dan Lenteng. 

 

Alumnus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tersebut melakukan hal tersebut sekaligus sebagai tunjangan hari raya saat Ramadhan lalu. Karena keterlibatan swalayan NU dan BMT NU Cabang Gapura selalu membantu program pengurus Fatayat NU setempat seperti menyantuni anak yatim dan dluafa. 

 

"Saya sengaja mengambil kesempatan ini untuk memasarkan produk kader agar terjangkau lebih luas lagi," terangnya.  Disampaikan juga bahwa produk yang ada memiliki varian rasa dan kemasan berbeda. Dari mulai 250 gram hingga 100 gram dan harga yang bervariasi, lanjutnya. 

 

Ketua PAC Fatayat NU Gapura bersyukur produk kopinya sudah dikenal oleh kalangan kiai dan Nahdliyin. Dan bagi yang penasaran dan ingin mencoba kopi tersebut bisa menghubungi nomor gawai 081703245792.

 

Kontributor: Firdausi
Editor: Ibnu Nawawi