Daerah

Safari Ranting, Cara NU di Sumenep Perkuat Jamiyah dan Aswaja

Ahad, 28 Juni 2020 | 00:30 WIB

Safari Ranting, Cara NU di Sumenep Perkuat Jamiyah dan Aswaja

Kegiatan safari ranting yang terus digalakkan MWCNU Pragaan, Sumenep. (Foto: NU Online/Firdausi)

 ​​​​​​Sumenep, NU Online 

Guna membangun silaturahim dan penguatan kepengurusan Nahdlatul Ulama di tingkat desa, cara paling efektif antara lain menggelar safari. Memastikan bahwa struktur jamiyah tertata dengan baik, demikian pula amaliyah di akar rumput terjaga sesuai panduan Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) an-Nahdliyah.

 

Semangat itu juga yang mengemuka yang dilakukan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pragaan Sumenep, Jawa Timur yang menggelar safari ranting. Kali ini yang disapa adalah Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Pragaan Daya 2 dan dipusatkan di kediaman Ustadz Sa’adi.

 

Pada kesempatan tersebut Kiai Hambali Makhtum selaku pemandu acara mengenalkan pengurus harian, baik dari jajaran mustasyar, syuriyah, dan tanfidziyah.

 

"Tujuan kedatangan kami bukan sekadar memperkenalkan diri dan beberapa program tahunan serta bulanannya, tetapi ingin melakukan pembinaan dan menghidupkan kegiatan ranting,” kata Sekretaris MWCNU Pragaan ini kepada NU Online, Ahad (28/6). 

 

Dalam pandangannya, ciri ranting yang hidup adalah pengurusnya lengkap, demikian pula perkumpulan diselenggarakan secara rutin atau istikamah.

 

Dikonfirmasi media ini, KH Zakraksyi Abdurrahim menjelaskan bahwa salah satu inti didirikannya NU adalah menjaga amaliah Aswaja an-Nahdliyah.

 

"Perlu diingat, poin penting didirikannya NU adalah jamaahnya selalu bertahlil. Artinya Nahdliyin atau warga NU tidak lupa senantiasa menjalankan tahlil sesuai dengan yang diharapkan para muassis NU," ungkap Rais MWCNU Pragaan tersebut.

 

Putra almaghfurlah KH Abdurrahim ini menegaskan bahwa NU adalah organisasi besar dan kokoh hingga saat ini. Bahkan diibaratkan  Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebagai pohon besarnya, sedangkan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) sebagai batang pohon yang besar. 

 

“Untuk Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama atau PCNU saya ibaratkan cabang dari batang-batangnya yang kemudian dibantu wakil-wakil cabang di setiap kecamatan. Wakil-wakil tersebut dibantu juga oleh ranting-ranting yang berada di setiap desa," jelasnya. Bahwa pohon yang besar itu adalah syajaratun thayyibah yang mampu memberikan petunjuk kepada segenap umat Islam dan menjunjung agama Allah atau li i'lai kalimatillah, lanjutnya.

 

Sedangkan KH Ahmad Junaidi Muarif selaku Ketua MWCNU Pragaan memberikan pesan untuk selalu menghidupkan beragam kegiatan ranting dan selalu di garda terdepan dalam membantu masyarakat. 

 

"Sesibuk apa pun aktivitas anggota, usahakan kegiatan ranting harus tetap dijalankan sesuai schedulle atau hasil rapat kerja," harap KH Ahmad Junaidi Muarif. 

 

Tenaga pendidik Pondok Pesantren Al-Ihsan tersebut menyarankan kepada segenap pengurus untuk mengupayakan hadir ke acara bulanan atau kegiatan rutin baik kompolan maupun lailatul ijtima’. 

 

Respons positif juga disampaikan PRNU saat sejumlah pengurus di tingkat MWCNU berkenan untuk hadir dan menyapa. Karena hal tersebut merupakan nilai lebih bagi kepengurusan di tingkat bawah untuk semangat dalam berkhidmah.

 

"Manakala kegiatan ranting dirawuhi MWCNU Pragaan, kami sangat senang. Karena jika terus dilaksanakan, maka akan terus terjalin hubungan silaturahim yang semakin kokoh," kata KH Atrawi. 

 

Rais Ranting NU Pragaan Daya 2 tersebut berharap, pengembangan kegiatan ranting ke depannya lebih diperhatikan agar kegiatannya bisa mendapatkan masukan dari pengurus MWCNU Pragaan. 

 

Hal senada juga disampaikan Kiai Munjiyah selaku Ketua Ranting NU Pragaan Daya 2. Bahwa berjalannya kegiatan ranting ditopang oleh kontrol baik dari jajaran pengurus MWCNU Pragaan. 

 

"Kami merasa bangga kepada pengurus harian MWCNU Pragaan di periode kali ini. Semuanya satu komando dan membuktikan kepada khalayak bahwa rating NU Pragaan bersaing dengan MWCNU lainnya," ungkapnya. 

 

Dirinya menjelaskan kepada pengurus MWCNU Pragaan bahwa roda perjalanan organisasi tidak menemukan kendala yang signifikan. Yang sering muncul ke permukaan hanya pasang surutnya tingkat kehadiran anggota yang sesekali ada udzur syar'i sehingga mengurangi tingkat kehadirannya setiap bulannya. 

 

Ketua NU-Care Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadakah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) MWCNU Pragaan, Kiai Muhris Baharun juga hadir pada acara tersebut juga memperkenalkan kepada PRNU bahwa sebelumnya mengenal NU Peduli. Saat ini sudah menjadi bagian dalam kepengurusan LAZISNU Pragaan.. 

 

Tenaga pendidik Madrasah Darul Ihsan tersebut menegaskan kepada warga NU bahwa keberadaan NU Peduli adalah merupakan bagian tidak terpisahkan dalam tubuh LAZISNU atas amanah konferensi.

 

Safari ranting memiliki rangkaian acara yang diawali dengan pembukaan dan pembacaan surat Yasin. Kala itu dipimpin Kiai Fathorrahman Hasbullah yang menjabat sebagai Katib MWCNU Pragaan. Acara dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dipimpin oleh Kiai Jamali Salim yang menjabat sebagai Wakil Ketua MWCNU Pragaan. Mauidhah hasanah disampaikan KH Zarkasyi Abdurrahim selaku Rais MWCNU Pragaan dan ditutup oleh doa oleh KH A Junaidi Mu'arif selaku Ketua MWCNU Pragaan.

 

Kontributor: Firdausi
Editor: Ibnu Nawawi