Daerah

Konfercab Ke-VII, Fatayat NU Banda Aceh Perlu Perkuat Kaderisasi

Jum, 25 Juni 2021 | 08:30 WIB

Konfercab Ke-VII, Fatayat NU Banda Aceh Perlu Perkuat Kaderisasi

Konfercab Fatayat NU Banda Aceh, Kamis (24/6).

Banda Aceh, NU Online


Pimpinan Cabang Fatayat NU Banda Aceh menggelar Konferensi Cabang Ke-VII di Dayah Mishrul Huda Malikulssaleh, Lamjamee, Banda Aceh, Nangroe Aceh Darussalam, Kamis (24/6). Konferensi mestinya dilaksanakan lima tahun sekali, tetapi karena kondisi pandemi yang seharusnya dilaksanakan pada 2020 lalu, diundurkan setahun berikutnya, yakni pada tahun 2021. Konfercab Ke-VII ini mengusung tema Menuju perempuan NU yang Berdedikasi, Mandiri dan Berpaham Aswaja.


Ketua PC Fatayat NU Nurjannah berharap Konfercab Ke-VII ini berlangsung dengan khidmat dan aman, serta terpilih ketua yang berkomitmen mandiri dan bertanggung jawab dalam melaksanakan kepemimpinannya.


Dia juga menyampaikan, di samping istri harus mandiri di dalam berumah tangga, antara suami istri harus saling bekerja sama seperti kehidupan Rasulullah saw dengan para istri-istrinya. "Perempuan-perempuan Fatayat harus istiqamah dan mandiri dalam menjalankan tugasnya sebagai perempuan, artinya tidak sepenuhnya tergantung suaminya,"lanjutnya lagi. 


Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Fatayat NU Provinsi Aceh Salwa Hayati juga menuturkan Fatayat NU perlu melakukan kaderisasi yang lebih giat lagi. Bukan saja untuk kemajuan NU dan perempuan, tetapi juga untuk dayah-dayah.


"Sahabat NU berperan aktif dalam kemajuan dayah, kita hindari diskriminisasi terhadap dayah. Semua pengurus harus bisa mengaji, jadi dengan terpilih ya ketua baru nantinya harus ada program aktifitas mengaji," harap Salwa Hayati Hasan.


Salwa menambahkan, selain paham Ahlusunnah wal Jamaah, kita harus dekat dengan tengku-tengku di dayah dengan sering beraktifitas dan dekat dengan dayah, amalan agama akan bertambah.


Hal serupa juga disampaikan oleh Tgk Rusli Daud, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banda Aceh. Menurutnya, kaum perempuan dimarginalkan oleh budaya. Banyak kebijakan yang dilahirkan tidak sesuai dengan syariat Islam sehingga menimbulkan kesenjangan. Hal ini menjadi awal pergerakan NU di Kota Banda Aceh agar Fatayat NU menjadi corong.


"Kita harapkan sanggup memberikan hal positif untuk kaum perempuan karena perempuan menjadi tolak ukur baik jahatnya dunia," kata Tgk Rusli Daud dalam tausiahnya.


Meski masa pandemi, adanya kaderisasi dapat membuat organisasi ini tetap bertahan. Karenanya, ulama yang akrab disapa Waled Rusli itu mengimbau untuk membuat pengajian satu bulan sekali, sebagai ajang silaturahim dan momen bertukar pikiran yang ditujukan kepada pemuda, mahasiswa dengan memperkaya Sumber Daya Manusia (SDM) berwawasan agama Islam yang kuat.


Forum Konfercab secara aklamasi memilih Kamisna sebagai Ketua PC Fatayat NU Banda Aceh masa khidmat 2021-2026.


Editor: Syakir NF