Bandung, NU Online
KH. Thobibudin, Mustasyar Syuriah Kecamatan Cililin
Kabupaten Bandung meninggal dunia pada Hari Sabtu, 22
Januari 2005 bertepatan dengan tanggal 11 Dzulhijjah
1425 H. Almarhum meninggal dunia dalam perjalanan dari
Pesantren Sukamanah menuju Rumah Sakit Yudhistira di
Cimahi.
Menurut Wakil Ketua Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul
Ulama (PWNU) Jawa Barat, KH. Asep Burhanuddin saat
dihubungi NU Online via telepon, Sabtu (29/1), pada
Sabtu 22 Januari (22/1) dini hari sebelum meninggal
dunia, Almarhum KH. Thobibudin mengeluh nyeri pada
bagian lambung atau maag-nya. Pihak keluarga pun
berusaha mencari pengobatan ke Rumah Sakit (RS)
Yudhistira Cimahi, namun sebelum diperiksakan ke sana,
pihak keluarga ingin memeriksakan almarhum lebih
dahulu ke dokter Pupu Kota Cililin untuk mendapatkan
rujukan ke RS Yudhistira. Namun sebelum mendapat
pertolongan dari dokter, dalam perjalanan, Almarhum
KH. Thobibudin menghembuskan nafas terakhir sekitar
pukul 04.00 WIB dini hari.
"Pada hari Sabtu, 22 Januari 2005, dengan dipimpin
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah KH. Asep
Burhanuddin, jenazah Almarhum KH Thobibudin
disholatkan," kata Udin Safrudin, kontributor NU
Online di PWNU Jawa Barat.
Menurut penuturan KH Asep Burhanuddin, semasa hidupnya
Almarhum KH Thobibudin selain mengasuh Pondok
Pesantren Sukamanah, juga memiliki kegiatan rutin,
yaitu memimpin ziarah - ziarah kaum muslimin ke makam
Walisongo.
"Lima hari sebelum meninggal dunia, Selasa (18/1),
Almarhum KH Thobibudin masih menyempatkan ngaji
(mengaji) di Pesantren Darul Falah dari jam 07.00
hingga 12.00 WIB. Itu kan jauh jarak yang ditempuh
almarhum, 10 kilometer dari Desa Bangas, Kecamatan
Cililin ke Darul Falah. Saat itu almarhum masih tampak
sehat-sehat," ungkap Ajengan Asep.
Ajengan Asep juga mengungkapkan, bahwa almarhum adalah
sosok yang baik, beliau sudah mengikuti pengajian
thoriqoh setiap hari Selasa, selama kurang lebih 10
tahun hingga menjelang wafatnya. Ajengan Asep juga
menuturkan, bahwa dalam pengajian Selasa yang
diasuhnya itu, dikaji kitab-kitab tasawuf, dengan
rentang waktu dari pukul 07.00 hingga 12.00 WIB.
Karena istiqomah, jarak rumah Pengasuh Pondok
Pesantren Sukamanah--KH. Thobibudin--dengan Pondok
Pesantren Darul Falah yang mencapai 10 kilometer tak
membuatnya merasa bosan atau kelelahan.
Ajengan Asep mengaku belum tahu persis sejak kapan
Almarhum KH Thobibudin mulai aktif menjadi pengurus di
Majelis Wakil Cabang (MWC) Kecamatan Cililin. Yang
jelas, katanya, Almarhum KH Thobibudin sudah menjadi
NU sejak lahir," kata Ajengan yang mengasuh sedikitnya
1000 santri di Pesantren Darul Falah ini.
Menurut Ajengan Asep, sebelum meninggal, Almarhum KH
Thobibudin memberikan wasiat atau pesan kepda anak dan
istri, agar kemajuan Islam dan Pesantren betul-betul
diperjuangkan. "Hanya itu wasiat Almarhum," kata
Ajengan Asep menirukan pesan yang sempat diceritakan
keluarga Almarhum.
Innalillahi wainna Ilaihi Raji'un, semoga Almarhum KH
Thobibudin diberi tempat yang layak dan
dilipatgandakan amal ibadahnya di sisi Allah SWT. Dan
untuk keluarga yang ditinggalkan, diberikan ketabahan
lahir dan batin. (Dul)
Terpopuler
1
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
2
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
3
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
4
Nota Diplomatik Arab Saudi Catat Sejumlah Kesalahan Penyelenggaraan Haji Indonesia, Ini Respons Dirjen PHU Kemenag
5
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
6
PBNU Desak Penghentian Perang Iran-Israel, Dukung Diplomasi dan Gencatan Senjata
Terkini
Lihat Semua