Batang, NU Online
Jalanan terjal menuju Bukit Danaran, Gunungsari, Ahad (1/10) masih licin. Sore hari sebelumnya hujan deras mengguyur bukit tertinggi di Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah itu.
Tingginya perbukitan yang mencapai sekitar 1.200 mdpl, tak menyurutkan sedikitnya 1000 orang untuk mengikuti peluncuran Peringatan Hari Santri Nasional 2017 dan upacara Hari Kesaktian Pancasila yang digagas oleh MWCNU Kecamatan Bawang.
Detik-detik upacara berjalan khusyuk dan khidmat. Bendera Merah Putih ukuran 6x12 meter dikibarkan.
Ketua Panitia, Abdul Haris mengatakan ide pengibaran bendera raksasa sebagai tanda dimulainya Semarak Hari Santri Nasional 2017 adalah atas anjuran Maulana Habib Luthfi bin Yahya saat panitia melakukan kunjungan khusus di kediamannya.
Adapun tema upacara Hari Kesaktian Pancasila mengambil anjuran Gus Ahmad Hasby Munif, Ploso, Kediri, yakni Kami anti PKI, tapi kami juga anti perpecahan. Junjung tinggi kebhinekaan, NKRI harga Mati, Pancasila Jaya.
Nasi talam atau nasi ambeng dan 100 nasi tumpeng disiapkan khusus oleh warga Dusun Banaran. Mereka ikut bersyukur dengan suksesnya kegiatan tersebut. Nasi-nasi disajikan kepada hadirin yang terdiri dari badan otonom dan lembaga di bawah MWCNU Bawang, Koramil, Camat, Kapolsek, BKPH Bawang.
Peringatan Hari Santri di Kecamatan Bawang akan dilaksanakan selama 4 hari dan 3 malam. Sejumlah agenda telah dirancang diantaranya Halqah Santri Bareng KH Luqman Harits Dimyati (Ketua Gerakan Ayo Mondok PBNU, pengasuh Pesantren Termas) dan Kyai Kholison Syafi’i (Instruktur Pusat kader PKPNU).
Selain itu juga akan digelar festival rebana putri; pentas seni santri; lomba marching band; lomba gerak jalan santri; pagelaran musik kebangsaan bersama Seroja Entertaiment, Habib Hasyim, Habib Mustofa; dan Tausiyah Kebangsaan Bersama Maulana Habib Luthfi Bin Yahya; upacara Hari Santri; dan jalan sehat bareng santri.
Peringatan Hari Santri merupakan momentum pengakuan negara atas peran santri bagi negara. Para santri dan kiai telah berkontribusi besar dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Nahdalatul Ulama menyambutnya dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat nasionalisme dan kesantrian. (Emka Niam/Kendi Setiawan)