Kegigihan Siti Aminah untuk NU Probolinggo
NU Online Ā· Selasa, 1 Juli 2014 | 15:08 WIB
Meski kaya dengan pengalaman berorganisasi, Siti Aminah tidak pernah melepaskan pengaruh yang dimiliki oleh sang ayah, terutama dalam mengembangkan kegiatan organisasi Muslimat NU. Bahkan hal-hal positif terus dilakukannya meskipun tidak jarang menempuh resiko.
<>
Menjadi putri seorang kiai membuat Siti Aminah (46 th) tumbuh dalam lingkungan agama yang sangat kental. Bahkan sejak kecil, dia tidak lepas dari pengaruh sang ayah KH. Abdul Mujib, terutama dalam membesarkan pesantren serta NU.
Saat ini kiprahnya terus berlanjut. Sejak tahun 2010, Siti Aminah diangkat menjadi Ketua Muslimat NU Kota Probolinggo. Tanggung jawabnya yang tidak mudah karena amanah ini membuatnya memiliki tanggung jawab untuk membesarkan Muslimat NU Kota Probolinggo.
āUntuk memegang teguh tanggung jawab ini, saya melihat dan berkaca dari apa yang dilakukan Abah (KH Abdul Mujib) saat berjuang untuk mengemban amanah NU di Kota Probolinggo. Termasuk hal-hal yang sedikit nekat juga saya lakukan,ā ujarnya, Senin (30/6).
Salah satu tindakan sedikit nekat yang dilakukan Siti Aminah adalah membeli sebidang tanah untuk pembangunan gedung TK di Kelurahan Pilang Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo. āTK Khodijah yang dikelola Muslimat NU Kota Probolinggo itu memiliki siswa yang sangat banyak, namun belum memiliki gedung tetap. Selama ini gedung masih menumpang di masjid,ā jelasnya.
āJika suatu saat masjid memerlukan gedun tersebut, jelas harus dikembalikan. Sebelum itu terjadi, maka kami membeli tanah untuk lahan sekolah,ā tambah ibu 4 empat anak ini menjelaskan.
Lahan seluas 224 meter persegi itu dibeli dengan harga Rp 130 juta. Namun saat ini baru terbayar Rp 60 juta. Aminah mengaku memilih jalan yang sulit untuk bisa membangun gedung sekolah. Meskipun ketika mengusulkan untuk membeli tanah banyak anggota Muslimat NU yang bertanya bagaimana melunasinya.
āSaya jawab, Insya Allah bisa. Meskipun saya masih belum tahu bagaimana caranya. Namun yang penting segera bangunan sekolah bisa dibangun, sehingga anak-anak bisa menerima pelajaran dengan nyaman,ā tegasnya.
Aminah menuturkan saat kecil dia selalu mengikuti aktivitas orang tuanya di organisasi. Melihat abahnya membeli tanah dan membangunan gedung untuk kegiatan NU juga menjadi perhatiannya. Hal ini dikarenakan Aminah melihat itu sebagai wujud bentuk kegotongroyongan masyarakat. Namun hal ini semakin berubah seiring dengan perkembangan zaman. Saat ini orang semakin malu dan sungkan untuk mengajukan bantuan.
āKalau dulu ada kegiatan masyarakat guyub untuk membantu dana, baik untuk pembangunan masjid. Namun sekarang berubah, ini patut sangat disayangkan,ā tambahnya.
Aktivitasnya tidak berhenti pada kegiatan Muslimat NU saja. Sampai saat ini ibu 4 orang anak ini masih aktif mengajar di Pesantren Raudlatut Tholibin Kecamatan Kademangan Kota Probolinggo. Dalam kegiatan mengajar kitab kuning menjadi salah satu bidang yang diemban Aminah untuk mengajarkan kepada santriwati-santriwatinya. (Syamsul Akbar/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua