Daerah

Kala  'Ya Lal Wathan' Iringi Pebalap Tour de Banyuwangi Ijen 

Sab, 28 September 2019 | 14:00 WIB

Kala  'Ya Lal Wathan' Iringi Pebalap Tour de Banyuwangi Ijen 

Siswa MINU Purwoharjo Banyuwangi (Foto: NU Online/M Sholeh Kurniawan)

Banyuwangi, NU Online
Sabtu (28/9) pagi, ajang balap sepeda Internasional Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) 2019 yang dilaksanakan rutin oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur memasuki etape keempat melewati rute sepanjang 129,9 KM. Sejumlah atlet dari 23 negara itu disambut nyanyian lagu kebangsaan hingga lagu asli daerah oleh para pelajar.
 
Termasuk di dalamnya pembawaan lagu Yalal Wathan oleh seratus pelajar Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama (MINU) Purwoharjo lengkap dengan marching band memberikan support kemeriahan acara yang menarik perhatian pengunjung dan wisatawan yang menyaksikan.
 
Kepala MINU Purwoharjo, Sabar Indah Hikmawati kepada NU Online mengatakan, untuk memeriahkan event tahunan ini, pihaknya memboyong siswa-siswinya yang duduk di kelas empat, lima, dan enam berjumlah seratus pelajar.
 
"Alhamdulillah, kami bisa berpartisipasi memeriahkan ajang 'Tour de Banyuwangi Ijen' di start peserta dengan membawa siswa kelas 4,5, dan 6," ujarnya. 
 
Dikatakan, ada sejumlah deretan lagu yang disajikan sembari membawakan bendera kecil merah putih oleh masing-masing pelajar. "Khusus Yalal Wathan kita sajikan saat para pebalap melesat dari garis start," ujar Indah.
 
Dia pun menjelaskan selain membawa mereka untuk memeriahkan acara, juga dalam rangka memberikan edukasi di lapangan dan mengarahkan pandangan atas cita-cita siswanya.
 
"Senang dapat membawa mereka langsung ke lapangan. Pun secara langsung memberikan banyak pandangan capaian ke depan ke siswa didik, mumpung pebalap sepeda level dunia hadir," sebut dia.
 
Indah beserta guru hadir sejak pagi, meski start dimulai pukul 10.00 WIB. Suasana itu tidak membuat para pelajar tak jenuh, semua tampak riang. "Di sini siswa didik juga dapatkan momenum mengaplikasikan pelajaran bahasa Inggris, dengan berbahasa baik dan benar. Dipandu dengan guru mapelnya langsung," jelas Indah.
 
Senada hal itu, Guru Pelajaran Bahasa Inggris Anis Hariyani menjelaskan, momentum pagi itu banyak memetik pengalaman dan minat siswanya selama di lapangan. 
 
"Kita tadi berhasil menemui salah satu asisten manajer dari salah satu tim pebalap luar negeri. Praktik langsung pengalaman berbahasa inggris bersama tim pesepeda luar negeri berlangsung cair dan komunikatif, menarik, dan seru," kata Anis.
 
Dia menambahkan, pada madrasah ibtidaiyah yang diampunya secara khusus mendidik para pelajar wawasan kebangsaan dan keaswajaan. 
 
"Sudah tentu, seluruh siswa mendapatkan porsi khusus dalam pelajaran tentang keagamaan dan kebangsaan. Selain marching band sebagai kegiatan ekstrakurikuler, pencak silat dari pagar nusa juga dihadirkan membekali ilmu bela diri kepada mereka," jelas Anis.
 
Salah satu peserta didik yang sekaligus pemegang bass drum, Ardana Putra mengaku senang dirinya yang dilibatkan langsung untuk memeriahkan event Tour de Banyuwangi Ijen 2019.
 
"Senang banget dapat secara langsung menyaksikan atlet balap sepeda berkompetisi di Banyuwangi. Sudah dua kali kami menyambut, pertama pada etape kedua dan sekarang etape keempat," ujarnya. 
 
Dikatakan, dulu dirinya bercita-cita pengen jadi polisi. Tapi ternyata melihat langsung pebalap sepeda dunia, tak kalah keren. Saya juga pengen jadi pebalap sepeda kelas dunia," ujar Ardana yang sekarang masih duduk di bangku kelas empat.
 
Sekedar diketahui, pada etape keempat kali ini merupakan penentuan jawara para pebalap sepeda ITdBI 2019. Sang juara adalah pebalap tercepat di garis finish yang berada tepat di Paltuding Gunung Ijen. 
 
Sebelum finish para atlet disuguhi lintasan flat hingga tanjakan menukik. Melewati berbagai titik destinasi unggulan di Banyuwangi. Secara bebas strategi dipilih tim meraih juara. Karena jamak setiap atlet memiliki keunggulan sendiri. Dari sprinter sampai climber. Total lintasan dari etape pertama hingga keempat  ITdBI tahun ini sepanjang 520,6 KM.
 
Kontributor: M Sholeh Kurniawan
Editor: Abdul Muiz