Nasional

Biosfir Cagar Dunia Itu Ada di Banyuwangi

Sen, 16 September 2019 | 08:45 WIB

Biosfir Cagar Dunia Itu Ada di Banyuwangi

event Banyuwangi Savana Duathlon 2019 (NU Online/M Sholeh Kurniawan)

Banyuwangi, NU Online
Hutan 'Alas Purwo' telah dinobatkan oleh badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yakni United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) sebagai biosfer cagar dunia. 
 
Menurut Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko, event Banyuwangi Savana Duathlon 2019 adalah cara pemerintah lebih mengenalkan kepada wisatawan lokal dan dunia dari potensi Alas Purwo. Di hutan seluas 44.037 hektar itu saat ini terdapat 700 flora, 50 jenis mamalia, 320 burung, 15 jenis amfibi, dan 48 jenis reptil. 
 
"Olahraga duathlon memiliki segmen atlet dan wisatawan tersendiri. Para atlet dunia menaklukan jalur tikungan yang menjadi kunci setiap trek kali ini. Jika beruntung, saat berlaga mereka disapa aneka habitat flora di sini," tutur Yusuf.
 
Ada banyak satwa yang masih terjaga dengan baik di taman nasional kebanggaan warga Banyuwangi ini. Dari banteng, merak, macan tutul, dan satwa langka lainnya.
 
Disamping itu, lanjut Yusuf, pada event yang sama wisatawan disuguhkan pemandangan pantai yang berada di sekitar lokasi alas Purwo. "Pasir pantai yang putih nan bersih. Selamat bertanding dan selamat menikmati liburan pekan ini," ujar Yusuf.
 
Event Banyuwangi Savana Duathlon 2019 di Pos Pantai Pancur, Taman Nasional Alas Purwo, Kecamatan Tegaldlimo, berlangsung Ahad (15/9) pagi diikuti oleh ratusan atlet berbagai wilayah dari Jakarta, Lampung Selatan, Surabaya, Malang, Kediri, dan Banyuwangi sendiri. Sementara dari berbagai belahan negara seperti: Austria, Netherland, dan Amerika juga menurunkan atlet terbaiknya. 
 
Adapun kategori savana duathlon yang menempuh jarak 39,8 km itu terdiri dari usia 18-39 tahun, 40-49 tahun, sampai 50 ke atas, dan kategori Women Open.
Tahapan pertama sport tourism itu peserta berduel lari sejauh 6,4 km, kemudian mereka menempuh jarak sepanjang 27 km dengan sepeda. Menjemput finish, ratusan atlet masih berpacu lari yang terakhir sepanjang 6,4 km.
 
Hari Rochman yang lolos sebagai pemenang Banyuwangi Savana Duathlon 2019 dengan catatan waktu 1 jam 34 menit 20 detik memberikan apresiasi luar biasa kepada penyelenggara, khususnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi.
 
"Event duathlon pagi ini luar biasa profesional sekali. Yang menjadi pembeda dari kota lain dan paling menarik adalah di Banyuwangi potensi alamnya luar biasa. Kesegaran oksigen masih terjaga. Sehingga saya tidak terlalu merasa payah dan kehabisan nafas saat berduel dari awal sampai finish," ungkap Hari.
 
Dikatakan, sejak start bersaing ketat dengan rivalnya Ronald Bintang Setiawan yang berhasil menjadi juara kedua. Terutama di tiap-tiap tikungan. "Kita berpacu melewati setiap trek. Tenggat waktunya hanya selisih sekian detik. Bahkan, saat perjalanan di tengah hutan ini terdengar sayup-sayup kicauan burung-burung hutan," jelas Hari.
 
Sementara Ronald Bintang Setiawan menjelaskan tidak ada kendala saat berduel. "Antusias penonton yang juga masyarakat Banyuwangi luar biasa sekali. Mereka menikmati sangat teratur. Sehingga tidak mengganggu lintasan kita saat duel," terang Ronald.
 
Rhonald memberikan pujian atas race duathlon di Banyuwangi ini. "Jalan mulus, tidak ada lubang. Ini adalah kesempatan pertama saya mengikuti event duathlon. Beruntung juga masih dapat juara pada event ini. Event yang menjadi persiapan saat bertanding di Cina nanti mewakili Indonesia," tutur Rhonald.
 
Di samping kemeriahan event Banyuwangi Savana Duathlon, tidak sedikit pengunjung yang juga menikmati langsung keindahan Pantai Pancur.
 
Sebagaimana yang dilakukan Siti Muawanah (58) Muslimat NU setempat. Ibu yang yang membawa dua cucunya itu mengaku puas liburan minggu ini.
 
"Iya puas banget liburan di sini. Selain menikmati event Banyuwangi Savana Duathlon 2019, sekalian momong dua cucu saya. Mereka riang main air dan pasir pantai yang bersih dengan teman-teman barunya. Kita juga siapkan bekal untuk camping selama menikmati keindahan deburan ombak pantai yang silih berganti," tutur Siti. 
 
Kontributor: M Sholeh Kurniawan
Editor: Abdul Muiz