Jabal, Hipsi dan Gusdurian Lampung Gelar Baksos Penyembuhan Alternatif
NU Online · Senin, 27 Februari 2017 | 00:02 WIB
Lembaga Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Teater Jabal bekerja sama dengan Himpunan Pengusaha Santri Indonesia (Hipsi) dan Gusdurian Lampung menggelar bakti sosial penyembuhan alternatif untuk berbagai penyakit.
Ajengan Teater Jabal, WD Fatchurrochman Syam, di Tanggamus, Ahad (26/2), menyatakan kegiatan itu dihelat dalam rangka memperingati Hari Bahasa Ibu Internasional.
Aktivis Gusdurian yang juga Ketua PC GP Ansor Way Kanan Gatot Arifianto akan berupaya menyembuhkan sejumlah penyakit, seperti alergi dingin, mata minus dan plus, nyeri persendian, sakit pinggang, sakit gigi, migrain, vertigo, saraf kejepit, sakit tengkuk, lemah syahwat, asam urat, asma, bronchitis hingga diabetes.
Dalam pelaksanaan penyembuhan, pemilik gelar adat Lampung Ratu Ulangan yang telah mengantongi sertifikat resmi sebagai praktisi hypnosis dan Neo Neuro-Linguistic Programing dari lembaga berkompeten tersebut hanya akan menyentuh bagian pasien yang sakit. Untuk pasien perempuan, bisa melalui media air atau memegang pergelangan tangan pasien, bisa juga dengan memegang pergelangan tangan suami pasien.
"Saya sendiri sudah merasakan. Dasar itulah yang menjadi landasan kegiatan bakti sosial tersebut digelar selain untuk meramaikan Lomba Cipta Cerpen Bahasa Daerah," kata Fatchurrochman lagi.
Ajengan Teater Jabal yang karib dipanggil Maman itu mengaku, tangan kanannya sering pegal saat mengendarai mobil, namun setelah disentuh beberapa menit keluhan tersebut berkurang.
"Bisa dirasakan manfaatnya. Termasuk mata saya yang minus sejak kecil setelah disentuh sekali beberapa menit juga ada perubahan, tulisan berjarak 15 centimeter yang semula terlihat double menjadi lebih fokus," kata dia lagi.
Pelajar MTs Assiddiqiyah 4, Karawang, Jawa Barat, Azza, mengaku pandangan matanya yang kabur jarak lima meter berkurang menjadi empat meter setelah disentuh bagian matanya sekitar dua menit oleh Gatot.
"Saya jatuh dari sepeda motor dan lutut sangat sakit jika digunakan berjalan. Saya kira mau disembuhkan dengan cara dipijit sehingga saya beranggapan akan sakit. Tapi ternyata cuma disentuh-sentuh saja sebentar sakitnya sudah hilang," ujar warga Karawang lain, Ripan Ali Akbar menambahkan.
Kesaksian lain juga disampaikan warga Desa Gayabaru 2, Kecamatan Seputih Surabaya Lampung Tengah, Muhammad Mahmudi.
Baru dua hari dari kegiatan seharusnya berlangsung seminggu, Mahmud tidak bisa jalan karena betis bengkak akibat sepatu dipakai kekecilan dan hampir memutuskan untuk tidak melanjutkan kegiatan itu.
"Ketemu sahabat Gatot selaku salah satu instruktur kegiatan saya kemudian disuruh berbaring dan ditepuk-tepuk beberapa menit saja bagian yang sakit. Saya pikir tadinya mau dipijit refleksi, jadi saya kira bercanda dengan cara penyembuhan semacam itu. Tapi benar, dan saya tidak buat-buat, setelah disentuh, dalam tempo satu jam sakitnya sudah hilang. Alhamdulillah saya bisa melanjutkan kegiatan hingga selesai," kata Mahmud lagi.
Pengakuan lain juga disampaikan Abdul Muin, warga Karawang Jawa Barat. Saat mengikuti kegiatan di Bogor, Jawa Barat, kondisi Muin masih sakit sehabis kecelakaan.
Tangan kiri tidak bisa naik ke atas dan tidak bisa digunakan optimal. Tapi setelah disentuh beberapa kali saat Gatot menjadi instruktur kegiatan diikutinya, Muin mengaku ada perubahan lebih baik.
"Berbeda dari sebelum disentuh. Sebelumnya susah digunakan, setelah dua kali disentuh Alhamdulillah jadi lebih baik sekitar 60 persen. Tangan kiri sudah bisa membasuh muka saat wudhu," kata dia lagi. (Malikaisa/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
5
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua