Daerah

IPNU-IPPNU Kudus Bertekad Rambah Pelajar Sekolah Umum

NU Online  ·  Selasa, 16 Desember 2014 | 01:01 WIB

Kudus, NU Online
Sebagai organisasi pengkaderan NU, IPNU-IPPNU Kudus selama ini masih belum optimal mengakomodir para pelajar dari sekolah umum. Kader muda NU di Kota Kretek ini masih didominasi oleh pelajar berlatar madrasah LP Ma’arif.
<>
Namun di periode kepengurusan kali ini, melalui Forum Komunikasi antar Pimpinan Komisariat (FORKAPIK), PC IPNU-IPPNU Kudus bertekad merambah dunia pengkaderan di sekolah umum.

Achievement Motivation Training (AMT) diadakan untuk mengatasi masalah tersebut. Di pelatihan yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 22-23 Desember 2014 di Kampus STAIN Kudus ini, Forkapik mengundang delegasi dari seluruh sekolah tingkat menengah atas di kabupaten Kudus.

“Hal ini menjadi satu strategi mendekati segenap lembaga pendidikan formal di Kudus, baik yang tergabung dalam LP Ma’arif maupun di luarnya, agar IPNU-IPPNU semakin optimal berkontribusi membangun karakter sekaligus mengakomodir para pelajar NU yang masih tersebar di pelbagai sekolah,” terang M. Nailal Mustaghfirin, Wakil Ketua bidang Pengembangan Santri, Pelajar dan Mahasiswa (PSPM) PC IPNU-IPPNU Kudus.

Forkapik, lanjut dia, diorientasikan sebagai tangan panjang PC IPNU-IPPNU Kudus untuk mengembangkan sayap pengkaderan di sekolah-sekolah yang belum maksimal dan atau sama sekali belum terjamah, termasuk sekolah umum.

Out put dari AMT ini ditargetkan akan menjadi kader militan di masing-masing sekolah. “Harapannya, alumni AMT ini mampu menjadi pionir IPNU-IPPNU di sekolahnya masing-masing dan secara bertahap akan mendirikan Pimpinan Komisariat bagi yang belum ada, dan semakin mengembangkan bagi yang di sekolahnya sudah berdiri Pimpinan Komisariat,” lanjut Mustaghfirin.

Menurutnya, menyentuh pelajar dari sekolah di luar LP Ma’arif penting ketika sadar betapa banyak terdapat putera puteri berlatar keluarga NU. Kekhawatiran akan masuknya ideologi lain di jiwa mereka nyata, sebab gerakan aliran keagamaan lain di Nusantara kian lebar langkahnya.

Ia menambahkan, jika para kader potensial itu tidak didekati sedari sekarang, berarti membiarkan mereka menjadi peluang bagi pengembangan ideologi non-Aswaja, atau sama artinya dengan bunuh diri ideologi.

Kegiatan AMT ini mengambil tema “Membentuk Jiwa Pemimpin Teladan yang Sosialis”. Tema ini diikhtisarkan dari pesan Syaikh Abdul Qadir Al Jilani yang dikutip dalam manaqib “al lujjaini al dani”. Yakni bekal kepemimpinan yang berupa kemapanan ilmu (‘ilm al ulama), strategi (siyasah al muluk), dan hikmah (hikmah al hukama’).

Kemudian kecerdasan kalbu yang mendalam, didasari ilmu yang mumpuni, serta strategi memimpin yang jitu, meniscayakan seseorang memaknai kepemimpinan sebagai sebuah proses ibadah, sehingga membentuk jiwa pemimpin yang teladan dan sosialis. (Istahiyyah/Abdullah Alawi)