Jepara, NU Online
Dalam suatu hadis Rasulullah bersabda, Barang siapa puasa Ramadhan secara murni karena berdasarkan iman dan mencari ridha Allah, dalam satu riwayat dijelaskan orang itu bersih dari dosa-disa seperti ketika bayi yang baru keluar dari rahim ibunya.
Pada tanggal 1 syawal berani mengatakan tidak punya dosa? Jika tidak ada yang berani berarti tidak ada yang puasa secara sungguh-sungguh. Puasa paling hanya meninggalkan makan dan minum saja. Padahal Nabi sudah bersabda seperti hadis di atas.
Demikian disampaikan Ketua Jami’iyyah Ahbabul Musthofa Kudus KH Ahmad Asnawi dalam Roadshow Pengajian dalam rangka 1 Abad Madrasah Qudsiyyah Kudus di lapangan desa Gemiring, kabupaten Jepara, Kamis (14/7) malam.
Bagi Kiai Asnawi, potongan hadis seperti bayi yang baru lahir di atas menunjukkan tatkala Nabi menyamakan puasanya orang beriman dengan bayi yang baru lahir dari rahim ibunya berarti alamat orang yang tidak mempunyai dosa mirip dengan bayi yang baru lahir.
Ia menyebutkan ada empat ciri orang yang bersih dari dosa. Pertama, tidak mempunyai rasa benci kepada orang lain. “Kalian pernah atau tidakmenjenguk bayi, terus kalian diludahi bayi karena menghinanya?” tanya Kiai Asnawi disambut tawa ribuan masyarakat yang hadir.
“Makanya dulu Kanjeng Nabi ketika diludahi, dipukul bahkan dilempar kotoran orang tidak sakit hati. “Seandainya kalian dilempar kotoran oleh orang, terus mau kalian apakan?Selama dalam hati masih benci kepada orang lain itu menunjukkan masih mempunyai dosa,” sambungnya.
Kedua, tidak dibenci orang lain. Sebagaimana tidak ada yang benci ketika ada orang menjenguk seorang bayi, tentu pasti pada suka apapun keadaan bayi tersebut. “Lalu pasti ada pertanyaan, Nabi Muhammad kan tidak punya dosa, tapi kok banyak yang membenci?” singgung kiai yang mengajar ilmu Balaghah di MA Qudsiyyah itu.
“Ketika ada orang tidak mempunyai dosa kok dibenci, orang yang membenci pasti rusal akalnya. Makanya ada yang membencibayi, malah ibunya sendiri. Seperti bayi yang lahir di luar nikah dibenci ibunya, lalu kenapa begitu lahir, dibungkus plastik, lalu membuang bayinya ke sungai.Bayi pasti tidak salah,sedangkan ibu tersebut rusak akalnya,” jawabnya.
Ketiga, semakin kuat dan tawakal kepada Allah. Seperti halnya bayi, tidak ada bayi yang ragu besok mau makan apa, atau bayi yang bingung sebab harga susu melonjak mahal. “Ada atau tidak bayi yang bingung karena gas LPG telat? Pasti bapaknya yang bingung, karena mempunyai dosa,” tuturnya kembali disambut gemuruh tawa ribuan hadirin.
Empat, orang yang tidak mempunyai dosa itu tidak ada yang ditakuti selain Allah. Makanya, bayi tidak takut apabila ditidurkan di samping macan, atau didudukkan di atas bom pasti cuma diam dan tertawa.
“Para wali Allah itu cerdas semua, tapi walinya Allah tidak takut apabila disandarkan sama macan,karena mereka tahu kalau Allah tidak memerintahmacat menggigit juga tidak akan menggigit. Yang mereka teakuti apa? Kenapa kita takut, itu karena kita mempunyai dosa,” terangnya.
“Monggo dibenahi, empat alamat tersebutdiraba sendiri-sendiri. Makanya bulan ini disebut syawal yang berarti peningkatan. Sehingga manusia kembali ke naluri kesucian,” ajar Kiai Asnawi. (M. Zidni Nafi’/Fathoni)