Daerah

Ingin Punya Seragam, Ranting Ansor Tegalsari Jember Gelar Arisan

Sel, 17 November 2020 | 11:00 WIB

Ingin Punya Seragam, Ranting Ansor Tegalsari Jember Gelar Arisan

Pembina Ranting Ansor Tegalsari, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Muhammad Marzuki. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq)

Jember, NU Online
Menjadi anggota Ansor adalah suatu kebanggaan. Mengenakan pakaian khas seragam Banser (Barisan Ansor Serbaguna) baik yang bermotif doreng ala pakaian NATO maupun yang mirip dengan seragam TNI, merupakan kebanggaan tersendiri bagi anggota Banser. Namun sayang, tidak semua anggota Banser memiliki pakaian seragam. Faktornya adalah dana.


Wabah virus Corona yang cukup lama menerjang Indonesia, mengakibatkan tersendatnya perputaran roda ekonomi masyarakat. Akibatnya, masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya. Jangankan untuk membeli pakaian seragam, bisa menyambung hidup saja, sudah luar biasa.


Bagi Ansor Ranting Tegalsari, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember Jawa Timur, memiliki Pakaian Dinas Harian (PDL) Banser adalah suatu keharusan karena begitu bangganya menjadi anggota Banser. Mereka tidak kehilangan akal untuk mendapatkan seragam meski kondisi ekonomi cukup sulit. Yaitu menggelar arisan.


Jumlah peserta arisan PDL Banser adalah 25 orang. Setiap orang perbulan menyetor uang Rp20.000. Totalnya adalah Rp500.000. Jumlah ini bisa untuk membeli dua stel PDL Banser. Jadi tiap bulan terdapat dua orang yang memperoleh PDL, setelah diundi.


Pembina Ranting Ansor Tegalsari, Kecamatan Ambulu, Jember, Muhammad Marzuki, mengaku salut sekaligus terharu dengan anak buahnya. Katanya, gagasan arisan itu muncul dari anggota Banser sendiri karena didorong oleh keinginan untuk memiliki seragam Banser.


“Jadi mereka punya ide, saya hanya menampung dan mewadahi saja. Sehingga jadilah arisan itu,” terangnya.


Ia menambahkan, sebenarnya nilai arisan itu tidak seberapa. Tapi semangat mereka untuk ber-Ansor dan memiliki seragam Banser patut diacungi jempol. Semangat tersebut perlu terus dipupuk agar kecintaan mereka kepada Ansor tak pernah kendor.


“Semangat mereka sebagai benteng ulama  perlu diapresiasi. Sebab mereka sampai ikut arisan untuk memiliki seragam karena cinta kepada organisasinya, dan otomatis cinta kepada ulama,” terangnya.


Sementara itu, Ketua Ranting Ansor Tegalsari, Kecamatan Ambulu, Jember, Mohammad Nurul Yaqin menyatakan, penarikan dana model Koin Muktamar telah menginspirasi para anggota Ansor Ranting  Tegalsari untuk mengumpulkan uang buat membeli seragam Banser. Sebab pengumpulan dana model koin, cukup meringankan beban yang punya kepentingan.


“Belajar dari Koin Muktamar, akhirnya sahabat-sahabat sepakat untuk arisan buat beli seragam,” ungkapnya.


Ia menambahkan, seragam cukup penting karena menunjukkan identitas organisasi. Sehingga anggota Banser, lebih-lebih yang pakai seragam, berpikir seribu kali untuk melakukan perbuatan yang tercela, yang bertentangan dengan nilai-nilai NU.


“Jadi seragam secara tidak langsung menjadi semacam rambu bagi yang mengenakannya,” pungkasnya.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin