Daerah

Identitas Bangsa Terancam, Lesbumi Lampung Siap Laksanakan Saptawikrama

Sel, 18 Februari 2020 | 03:30 WIB

Identitas Bangsa Terancam, Lesbumi Lampung Siap Laksanakan Saptawikrama

Dewan Penasihat Lesbumi Lampung KH Masykur Alfaruq bersama Ketua Lesbumi PBNU KH Agus Sunyoto. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Lampung siap melakukan langkah strategis untuk mempertahankan identitas bangsa yang tengah mengalami ancaman di era globalisasi. Komitmen ini ditegaskan Dewan Penasihat Lesbumi Lampung KH Masykur Alfaruq kepada NU Online di sela-sela mengikuti kaderisasi Asrama Saptawikrama (Astawikrama) di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (16/2). 
 
Langkah strategis ini dilakukan dengan acuan misi Lesbumi lima tahun ke depan yang terangkum dalam Saptawikrama. Ada tujuh poin yang termaktub di dalamnya yang merupakan strategi kebudayaan Islam Nusantara.
 
"Lesbumi lampung akan menghimpun dan mengonsolidasi gerakan yang berbasis adat istiadat, tradisi dan budaya Nusantara," kata Gus Faruq, sapaan karibnya menyebutkan Saptawikrama pertama.
 
Lesbumi Lampung juga akan mengembangkan model pendidikan sufistik (tarbiyah wa ta’lim) yang berkaitan erat dengan realitas di tiap satuan pendidikan, terutama yang dikelola lembaga pendidikan formal (ma’arif) dan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI). 
 
"Membangun wacana independen dalam memaknai kearifan lokal dan budaya Islam Nusantara secara ontologis dan epistemologis keilmuan dan menggalang kekuatan bersama sebagai anak bangsa yang bercirikan Bhinneka Tunggal Ika untuk merajut kembali peradaban Maritim Nusantara," lanjutnya.
 
Selanjutnya Lesbumi Lampung juga akan menghidupkan kembali seni budaya yang beragam dalam ranah Bhnineka Tunggal Ika berdasarkan nilai kerukunan, kedamaian, toleransi, empati, gotong royong, dan keunggulan dalam seni, budaya dan ilmu pengetahuan.
 
"Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi juga penting untuk mengembangkan gerakan Islam Nusantara sekaligus mengutamakan prinsip juang berdikari sebagai identitas bangsa untuk menghadapi tantangan global," jelasnya.
 
Tujuh poin dari Saptawikrama inilah yang akan diperkuat oleh Lesbumi Lampung dengan menjadikan para kadernya dinamisator kegiatan kebudayaan di Lampung. Upaya ini sebagai respons semakin menguatnya tantangan globalisasi yang mengancam punahnya identitas bangsa. 
 
Khusus realisasi di Lampung lanjutnya, Lesbumi akan berperan melalui kajian isu-isu strategis kebangsaan dan ke-lslaman dan melakukan advokasi kebijakan publik dasar, khususnya terkait pendidikan, kesenian. kebudayaan dan sosial. 
 
"Kita berikan dukungan melalui analisis, data, argumentasi, dan alternatif rumusan kepada PWNU Provinsi Lampung dalam perumusan kebijakan," jelasnya saat menjadi peserta Astawikrama bersama beberapa pengurus Lesbumi Lampung yakni H Musthopa Wagianto (Ketua) dan Khoirul Anwar (Sekretaris).
 
Memaksimalkan teknologi informasi, Lesbumi akan menyebarluaskan dan mengarusutamakan nilai-nilai Islam yang moderat, toleran, mengakui dan menghargai keragaman, ramah, berkeadilan (Islam Nusantara) khususnya di Provinsi Lampung.
 
Pihaknya juga akan mendinamisasi gerakan kebudayaan NU, memfasilitasi kaderisasi seniman dan budayawan di lingkungan NU, mengelola pengetahuan dan aktornya dan penguatan kelembagaan Lesbumi PWNU Provinsi Lampung.
 
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin