Nasional

Lesbumi PBNU Gelar Kaderisasi ‘Astawikrama’

Sen, 17 Februari 2020 | 11:15 WIB

Lesbumi PBNU Gelar Kaderisasi ‘Astawikrama’

Ketua PP Lesbumi PBNU KH Agus Sunyoto dalam acara kaderisasi Astawikrama di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (16/2). (Foto: NU Online/Rahman Ahdori)

Jakarta, NU Online
Pengurus Pusat Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PBNU menggelar kaderisasi bernama Asrama Saptawikrama (Astawikrama) di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (16/2). Kaderisasi tersebut dilakukan untuk memperkuat ideologi Ahlusunah wal Jamaah an-Nahdliyah para pegiat seni budaya dan sejarawan Islam di lingkungan Lesbumi PBNU. 

Ketua Lesbumi PBNU KH Agus Sunyoto menuturkan kaderisasi angkatan pertama ini digabung dengan Madrasah Kader NU (MKNU) yang secara umum sudah banyak digelar lembaga dan banom NU. Pada kaderisasi ini,  seluruh peserta yang hadir dari sejumlah wilayah tersebut ditatar agar menjadi kader NU yang memahami akar budaya, seni dan sejarah. 

Selain itu, Astawikrama bertujuan untuk menjadikan kader Lesbumi dinamisator kegiatan kebudayaan di seluruh Indonesia. Upaya itu sebagai respons mewabahnya tantangan globalisasi yang mengancam punahnya identitas bangsa. 

"Kita kan sedang menghadapi globalisasi di mana proses global akan menghilangkan identitas lokal. Karena itu identitas kita harus diperkuat disitu," ujarnya kepada NU online.

Selanjutnya, terkait langkah strategis agar identitas bangsa tidak hilang maka Lesbumi di daerah terus menghidupkan seni budaya yang ‘mati suri’ karena pengaruh global. Misalnya menggerakkan lagi seni tradisi dan budaya seperti gembang, sidor sintren, dan tradisi kesenian lain yang ada di masing-masing daerah. 

"Karena target kita anak muda maka tentu kesenian itu kita kembangkan ke format baru," tuturnya. 

Hadir pada kegiatan kaderisasi tersebut jajaran pengurus PBNU dan perwakilan Lesbumi PW dan PCNU dari Sabang sampai Merauke.  Kegiatan akan berlangsung sampai tiga hari ke depan. Sampai berita ini diturunkan kegiatan masih berlangsung

Kontributor: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Muchlishon