Daerah 1 ABAD NU

Hendra Tempuh 1.366 Kilometer dengan Sepeda Motor saat Hadiri Puncak 1 Abad NU

Ahad, 5 Maret 2023 | 14:00 WIB

Hendra Tempuh 1.366 Kilometer dengan Sepeda Motor saat Hadiri Puncak 1 Abad NU

Hendra (pakai helm), Nahdliyin asal Tasikmalaya, saat singgah di rumah teman di sela menuju puncak 1 Abad NU di Sidoarjo. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Perjalanan seorang Nahdliyin Tasikmalaya, Hendra, dengan sepeda motor untuk mengikuti Puncak 1 Abad NU di Sidoarjo pada Februari 2023 kemarin tidak membuatnya lelah dan mengubah rencana ziarah dan kunjungan ke beberapa titik.


Meski harus menempuh enam hari menuju Sidoarjo, dan mengikuti kegiatan puncak 1 Abad NU yang padat, semangat mendapat berkah, menjadi kekuatan hatinya.


Dari Sidoarjo selepas menghadiri acara 1 Abad NU, pada Rabu, 8 Februari 2023, dia bergerak menuju Bangkalan juga dengan sepeda motornya. “Melewati Jembatan Suromadu yang panjang 5.438 meter, jembatan terpanjang di Indonesia,” tutur Hendra, Kamis (1/3/2023).


Di Bangkalan dia ziarah ke makam al-'Aalim al-'Allaamah asy-Syekh al-Hajj Muhammad Kholil bin Abdul Lathif al-Bangkalani al-Maduri. “Beliau merupakan salah satu guru para kiai se-Jawa, dan bahkan seluruh Indonesia,” ujar Hendra yang aktif di GP Ansor itu.


“Lumayan bagiku pengalaman pertama solo rider, mengendarai motor sendirian, bikin hatiku bergetar apalagi kupacu gas di atas 80 kilometer per jam. Hembusan anginnya beuh, makin makjleb sesekali liat ke kiri hamparan air ternyata Indonesia itu luas,” bebernya.


Sesampai di perbatasan, Hendra ditelepon oleh seorang sahabat, H Arifin Sarkawi Ismail, dan memintanya mampir sekaligus istirahat. Barulah pada sore harinya lanjut ziarah ke Makam Syaikhona Khalil Bangkalan Madura.


Di makam itu, banyak para peziarah berdatangan dari berbagai daerah. Makam Syaikhona Kholil terletak di Desa Martajasah, Kabupaten Bangkalan. “Tak jauh dari rumah sahabat saya sekitar 4,5 kilometer,” kata Hendra.


Sehabis shalat Isya, di Masjid Baitussalam, Perumahan Khayangan Residence di Jalan Halim Perdana Kusuma Bume Bangkalan Hendra mengikuti pengajian Isra’ Mi’raj yang dihadiri R KH Muhamad Karror Abdullah Cholil, cicit Syaikhona Kholil Bangkalan.


Setelah dari Bangkalan, Hendra pun menuju Tebuireng, Jombang untuk berziarah ke Makam Hadratussyekh KH M Hasyim Asy'ari dan KH Abdurahman Wahid (Gus Dur).


Dari Tebuireng, perjalanan dilanjutkan ke Tambak Beras, ziarah ke makam KH Abdullah Wahab Chasbullah, seorang ulama inspirator, pendiri, dan penggerak Nahdlatul Ulama. Makamnya berada di kawasan Pesantren Bahrul Ulum.


Jalur selatan
Perjalanan berikutnya menuju Tasikmalaya menempuh jalur selatan. Di beberapa titik hujan pun turun. Setelah reda, ia meneruskan ke Madiun. “Tapi sebelum memasuki kota Nganjuk mata mau ngasih kode, tandanya butuh istirahat. Akhirnya kuparkir di hotel sederhana di daerah Nganjuk,” ujarnya.


Pagi harinya, setelah badan terasa segar, perjalanan menuju Madiun dan singgah ke salah satu kader NU Arab Saudi, Khoiruddin Asror. Ia istirahat dan ikut shalat Jumat sebelum kemudian meneruskan perjalanan ke arah Yogyakarta.


Saat istirahat dan shalat Jumat di Madiun, Hendra disarankan agar menempuh perjalanan via Sarangan, Magetan. Dia pun pelan-pelan melewati jalanan yang berkelok, tanjakan, turunan curam ditambah tertutup kabut.


“Lengkap sudah di jalur antarprovinsi Jawa Timur-Jawa Tengah, Sarangan, Magetan, Jawa Timur pada Jumat 10 Februari 2023,” kata Hendra.


Di Sarangan, Hendra menyempatkan diri menikmati nasi goreng dan minum jahe geprek. Dia mengumpulkan informasi tentang kondisi jalan yang akan dilalui. Menurut pemilik warung makan, saat musim penghujan kawasan Sarangan sering berkabut tebal.


“Hatiku berdebar mana sudah sore. Kalau sudah melewati jalan berkabut mengakibatkan jarak pandang terbatas benar-benar memerlukan kewaspadaan ekstra,” curhatnya.


Setelah melewati Sarangan ia meneruskan melalui jalan yang cenderung menurun di daerah Tawangmangu. “Subhanallah mata ini dimanjakan dengan pemandangan khas pegunungan serasa di Swedia, Eropa. Udaranya sejuk adem pokok na mah,” selorohnya.


Langit Tawangmangu mendung, hujan pun turun. Hendra mencari kafe terdekat sekadar menikmati kopi Espresso, charger handphone, berteduh dan sejenak memanjakan tubuh dan pikiran.


Dikarenakan hujan lebat, Hendra menginap di Tawangmangu di rumah seorang saudara. Hendra tiba di Yogyakarta pada Sabtu, 11 Februari 2023. Dia menyempatkan diri bersilaturahim ke rumah Budi Arjo, salah satu kader NU Yogyakarta. Ia beristirahat sejenak di rumah makan sambil ngobrol-ngobrol bersama para sahabat NU Yogyakarta di daerah Prambanan.


Perjalanan dari Yogyakarta masih ditemani hujan yang lebat. Hendra pun memutuskan menginap di sana. Hendra menyempatkan jalan-jalan di Malioboro mengenang masa lalu karena pernah tinggal di kota pelajar ini.


Dari Yogyakarta, Hendra masih menyempatkan singgah di Cilacap sebab sudah berjanji akan bersilaturahim dengan Bagana Cilacap. Saat penanganan gempa bumi Cianjur, Hendra memang sesekali bergabung dengan relawan NU Jawa Tengah yang juga berisi para personal atau relawan NU Cilacap. Dari kota itu, barulah ia meneruskan ke Tasikmalaya.


Tiba di Tasikmalaya
Hendra tiba di Pamijahan,Tasikmalaya pada Senin, 13 Februari 2023 pukul 12.30 WIB. Malam harinya, ia berziarah ke Makam Syekh Abdul Muhyi.


“Syekh Abdul Muhyi adalah seorang waliyullah sekaligus ulama besar di Jawa Barat. Beliau tokoh nasional dan tokoh dunia yang layak diperingati jasa-jasa dan sejarah perjuangan Islam,” tuturnya.


Belum mau berdiam diri, pada Selasa, 14 Februari, Hendra mengikuti acara pengajian Haul Kanjeng Syekh Abdul Muhyi Pamijahan yang dipimpin oleh Maulana Habib Lutfhi bin Yahya.


Menurut dia, acara itu dihadiri ribuan jamaah dari berbagai daerah yang digelar di Lapang Terminal Bus Pamijahan di Desa Pamijahan, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya.


“Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1.366 kilometer dengan melewati jalan pesisir pantai, hutan, gunung, dan menyeberang Pulau Madura, alhamdulillah berkat doa restu orang tua, para kiai, habaib, dan doa para sahabat, 14 hari perjalanan Touring 1 Abad NU, ziarah Wali Songo dan muassis NU sehat, selamat, tak kurang satu apa pun baik saya maupun si Maung, Honda Tiger, tungganganku,” ungkapnya bahagia.


Hendra menambahkan untuk perjalanannya itu, biaya BBM dan oli menghabiskan Rp480.000. Dijumlahkan semua berikut keperluan makan, kopi, parker dan penginapan, Hendra mengeluarkan Rp1.285.300 untuk perjalanannya yang sangat mengesankan baginya itu.


Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Musthofa Asrori