Nasional

Banser Riau Bersepeda Motor 40 Hari Keliling Jawa dan Madura

Kam, 13 Agustus 2020 | 06:44 WIB

Banser Riau Bersepeda Motor 40 Hari Keliling Jawa dan Madura

Dua Banser Riau berkeliling Jawa-Madura dengan sepeda motor. Mereka sedang singgah di kediaman Gus Miftah, Yogyakarta.

Jakarta, NU Online

Kasyifur Razikin yang akrab disapa Gembur duduk-duduk di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Kramat Raya Nomor 164, Jakarta Pusat, Rabu (12/8). Ia bersama temannya, Rudiyanto, menunggu antrean kunjungan tamu PBNU. Ia bermaksud menemui Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.


Sambil menunggu selesai tamu, ia mengeluarkan botol kecil seukuran minyak angin. Ia memproduksi minyak oles perut dengan macam-macam bahan baku. Sebelum ke PBNU, keduanya menemui Ketua Umum GP Ansor Gus Yaqut di Kantor PP GP Ansor, Kramat Raya 65A, Jakarta Pusat.


“Belum ada nama mereknya... Khasiatnya dapat menghilangkan perut kembung, sakit kepala, sakit gigi insya Allah... Ini mau minta nama ke Buya (Kiai Said)...” kata Gembur dengan ceria.


Gembur dan Rudiyanto sudah 38 hari di perjalanan. Kedua anggota Banser ini berangkat meninggalkan Pekanbaru, Riau, pada 6 Juli 2020. Keberangkatan keduanya untuk keliling pulau Jawa dilepas oleh Pengurus PW GP Ansor Riau.


Kantor PBNU adalah titik perhentiannya yang terakhir sebelum melanjutkan perjalanan pulang ke Riau. Selama 38 hari, kedua menempuh jalan pantura hingga Madura, Sidoarjo, Pasuruan, Malang, Kediri, dan Jombang.


“Alhamdulillah sudah ziarah ke Madura. Sampai Jombang makam Gus Dur ditutup. Paling ke Mbah Wahab saja karena di Pesantren Denanyar lagi ada acara,” kata Gembur.


Selain berziarah, keduanya juga mengunjungi sejumlah kiai NU. Keduanya sempat menemui dan meminta nasihat Rais Aam Jamiyyah Ahlit Thariqah Al-Muktabarah An-Nahdliyyah Habib Luthfi bin Yahya di Pekalongan.


“Pesan Habib Luthfi, jangan sampai ada negara dalam negara,” kata Gembur.


Keduanya juga sempat singgah di kediaman Gus Miftah, Yogyakarta. Sedangkan Gus Muwafiq tidak dapat ditemui karena sedang menghadiri acara keluarganya di Lamongan. Mereka berfoto bersama Gus Miftah. Gus Miftah juga sempat berfoto di atas motor mereka.


Di Losari, Cirebon, kedua anggota Ansor ini diberikan jaket Banser. Di Kragan, Rembang, mereka bertemu dengan Gus Baha. Pertemuan keduanya dengan Gus Baha sempat divideokan dan diunggah di akun YouTube. Keduanya diminta hadir dalam pengajian oleh Gus Baha.


"Kuat naik motor?" tanya Gus Baha.


Keduanya tidak sempat singgah di kediaman Gus Mus karena Pesantren Raudhatut Thalibin, Leteh, Rembang, asuhan Gus Mus, sedang tutup untuk mengikuti protokol Covid-19.


Perjalanan Balik

 

Gembur dan Rudiyanto berangkat meninggalkan Pekanbaru pada 6 Juli 2020. Setiap harinya, dua anggota Banser Riau ini menempuh perjalanan sejak pagi hingga malam pukul 22.00. “Malam jalan juga, paling sampai jam 10. Lebih dari itu, kita istirahat,” kata Gembur.


Sebelumnya mereka belum pernah mengadakan perjalanan jauh seperti ini. Keduanya menggunakan motor bebek. Mereka sudah mengganti oli sebanyak 4 kali. Kemungkinan mereka akan mengganti oli 2 kali lagi.


“Perkiraan kita jalan 5000 km. Ban baru bocor dua kali, di Indramayu dan Lamongan. Kalau suatu saat nanti, insya Allah (kita bikin perjalanan) lagi,” kata Gembur.


Selama perjalanan, mereka bermalam di tempat mampir seperti pengurus NU atau Ansor setempat. “Kalau nggak ketemu ampiran, kita menginap di hotel merah putih… pom bensin,” kata Gembur sambil tersenyum.


Dari Jakarta ke Tenayan Raya, Pekanbaru, mereka memerlukan sekitar 3-4 hari. Mereka mengestimasikan tiba di rumah pada 17 Agustus 2020.


“Ketemu Abah Luthfi dan Gus Baha itu kebanggaan sendiri bagi kami... Saya hanya ingin mencari berkah dan merayakan hari kemerdekaan 17 Agustus 2020,” kata Gembur di Jakarta.


Gembur sudah berkeluarga. Ia memiliki dua putri. Awalnya ia kesulitan menjelaskan keinginannya kepada sang istri untuk berkeliling Jawa dengan sepeda motor. “Tapi bisa mengerti karena saya biasa kerja perkebunan, 3 bulan sekali pulang.”


Rudiyanto belum berkeluarga. Rudi lebih banyak berdiam mungkin karena letih dalam perjalanan.


Pewarta: Alhafiz Kurniawan
Editor: Muhlishon