Daerah

NU Bike, Komunitas Bersepeda Kaum Nahdliyin

Ahad, 20 Desember 2020 | 12:00 WIB

NU Bike, Komunitas Bersepeda Kaum Nahdliyin

NU Bike, sebuah komunitas warga NU di Bekasi, Jawa Barat. (Foto: NU Online/Aru Lego Triono)

Bekasi, NU Online
NU Bike, sebuah komunitas yang baru lahir pada Kamis (17/12) lalu. Gagasan ini diluncurkan oleh Pengasuh Pesantren Motivasi Indonesia (PMI) Setu, Bekasi, Jawa Barat, KH Ahmad Nurul Huda Haem atau yang akrab disapa Kiai Enha.
 
Terdapat tiga tagline yang diangkat oleh komunitas ini yakni ngaji, gowes, dan ngopi. Karena itu, tentu saja NU Bike mengangkat tema tentang konsep kebersamaan. Baik terhadap sesama Nahdliyin maupun kepada kelompok lintas agama.
 
“NU Bike ini memegang konsep silaturahim atas dasar kesehatan dan membangun kenusantaraan dalam kebhinekaan,” ungkap Kiai Enha saat pertama kali NU Bike melangsungkan kegiatannya, Ahad (20/12).
 
Edisi perdana hari ini, sekira 30 personil NU Bike berkumpul di PMI tepat pukul 08:00 WIB. Lalu berangkat ke Little Ubud, Desa Jatisari, Cileungsi, Bogor. Pada kesempatan ini, Kiai Enha langsung yang memimpin rute perdana perjalanan gowes. 
 
Sebelum perjalanan dimulai, rombongan komunitas bersepeda ini memulainya dengan sambutan singkat dan doa. Tujuannya agar selama perjalanan diberikan kelancaran, kesehatan, dan selamat hingga kembali ke rumah masing-masing.
 
Setibanya di tujuan, seluruh personil NU Bike terlihat riang gembira karena berhasil sampai dengan aman dan selamat, setelah melalui jarak tempuh 11,8 kilometer. Mereka kemudian duduk meriung bersama.
 
“Gowes sudah, lanjut ngopi. Nah ini yang menarik, sambil ngopi lanjut dengan ngaji. (Tapi) nggak buka kitab kuning kok, nggak berat-berat amat juga tapi ngaji yang menyejukkan loh,” ungkap Ketua Divisi Usaha Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) ini.
 
Ia membuka pengajian dengan santai sembari ngopi. Dijelaskanlah secara singkat makna NU Bike. Pertama, kata Kiai Enha, NU Bike itu artinya baik. Sebab kata bike jika diucap akan sama bunyinya dengan baik. 
 
“Sudah barang tentu NU itu baik. Kedua, NU juga berarti Nusantara bahwa komunitas ini mewadahi dan merangkul semua kalangan. Tidak hanya Nahdliyin melainkan semua warga Nusantara Indonesia dari berbagai harakah (gerakan), bahkan lintas agama,” jelas Kiai Enha.
 
Ia juga mengupas singkat prinsip dan karakter Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah. Di antaranya mengenai tawassuth (moderasi), tawazun (berimbang), dan tasamuh (toleransi).
 
“Pertama, tawassuth atau sikap tengah-tengah, sedang-sedang, tidak ekstrem kiri dan kanan. Kedua, tawazun atau seimbang dalam segala hal. Termasuk dalam penggunaan dalil 'aqli (dalil yang bersumber dari akal pikiran rasional) dan dalil naqli (bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits),” tuturnya.
 
Ketiga, tasamuh atau toleransi. Kiai Enha memaknainya sebagai sikap menghargai perbedaan dan menghormati orang lain yang memiliki prinsip hidup berbeda. Namun demikian, bukan berarti mengakui atau membenarkan keyakinan yang tidak sama itu.
 
Selain Kiai Enha, hadir juga Gus Azas Rulyaqin seorang Pimpinan Majelis Wisata Spiritual. Ia menjelaskan bahwa moderasi beragama itu sangat penting untuk diterapkan. Sebab hal tersebut sangat sejalan dengan karakter Aswaja an-Nahdliyah yang sudah disebutkan Kiai Enha tadi. 
 
“Moderasi pada dasarnya bersikap moderat terhadap ajaran agama dan tidak mudah mengafirkan ajaran lain, bahkan merendahkan. Justru sebaliknya, jadilah manusia produktif bukan reaktif dan bikin gaduh dengan hal-hal yang tidak produktif,” katanya.
 
“Mulailah berpikir kreatif dan inovatif agar makin produktif. Contoh adalah penemu sepeda Brompton dari Inggris atau hal-hal lain yang lebih menghasilkan,” lanjutnya.
 
Beberapa tokoh juga ikut bergabung pada edisi perdana perjalanan NU Bike ini. Di antaranya Ketua Tanfidziah Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Setu, Bekasi. Pengurus MWCNU Setu yang lainnya pun turut hadir seperti Ustadz Nachrowi, Ustadz Ali Romdon, dan Ustadz Mulyana Jurjani beserta Nahdliyin Bekasi. Hadir juga Komunitas Grande Bergowes (Graber) yang turut meramaikan perjalanan NU Bike.
 
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syamsul Arifin