Daerah

Gus Miftah Ajak Nahdliyin Makmurkan Masjid dan Mushala

Rab, 19 Februari 2020 | 03:30 WIB

Gus Miftah Ajak Nahdliyin Makmurkan Masjid dan Mushala

KH Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah mengajak nahdliyin memakmurkan masjid dan mushala. (Foto: NU Online/panitia)

Kediri, NU Online
KH Miftah Maulana Habiburrahman atau lebih akrab dipanggil Gus Miftah mengajak umat Islam, khususnya warga NU memakmurkan masjid dan mushala. Semangat hendaknya tidak hanya muncul untuk membangun tempat ibadah. Karena membangun itu mudah dan pasti bisa dan selalu ada jalan.
 
“Ayo makmurkan masjid dan mushala dan jadikan pusat kegiatan umat Islam. Mulai shalat rawatib setiap waktu, kegiatan remaja masjid, shalawatan, tahlil dan istighotsah, tawajuhan, shalat tahajud  dan lain sebagaimnya,’’ ujar Gus Miftah, Selasa (18/2).
 
Penegasan disampaikan kiai kelahiran Lampung 5 Agustus 1981 tersebut saat memberikan pengajian umum di kawasan RSUD Pelem, Pare, Kediri, Jawa Timur. 
 
Menurutnya, saat ini  banyak dijumpai bangunan masjid dan mushala megah. Baik di pusat kota di setiap kabupaten, desa dan berbagai tempat lain. Namun bangunan itu tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kegiatan umat Islam. Namun jika bertanya, sudahkah masjid dan mushala itu dimakmurkan? 
 
Sangat disayangkan, semangat mendirikan dan membangun masjid  dan mushala yang demikian hebat ini tidak diiringi dengan semangat yang besar dalam memakmurkannya atau mengisinya dengan kegiatan ibadah seperti shalat fardhu berjamaah atau kegiatan wajib dan sunah lainnya.
 
“Ayo makmurkan masjid dan mushala kita. Ayo sedulur NU, Ansor, Banser dan umat Islam makmurkan masjid dan mushala,’’ tegasnya.
 
Pengasuh Pesantren Ora Aji Sleman Yogjakarta ini datang di Kediri menghadiri ceramah di tiga tempat. Pertama di Desa Pelem Pare Kediri. Kedua, di Mapolres Kediri di Pare dan ketiga, di Desa Adan-adan, Gurah, Kediri. 
 
Khusus di Desa Pelem Gus Miftah inti ceramahnya banyak mengajak untuk memamurkan masjid dan mushala. Sedangkan di Polres Kediri banyak menyinggung soal NU dan mengajak lebih mencintai ulama dan kiai.
 
Sedangkan di Desa Adan-adan, mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Yogyakarta dan pendakwah kaum marginal ini banyak menyinggung soal amaliah NU dan peran ulama maupun kiai pesantren yang dikemas dengan joke menghibur. 
 
 
Kontributor: Imam Kusnin Ahmad
Editor: Ibnu Nawawi