Daerah PEDULI COVID-19

Gus Kautsar Ploso: Dekatilah Rasulullah dan Selalu Jaga Kiai

Ahad, 1 Agustus 2021 | 07:00 WIB

Gus Kautsar Ploso: Dekatilah Rasulullah dan Selalu Jaga Kiai

Pengasuh Pesantren Zahirul Falah Ploso, Kediri, KH Abdurrahman al-Kautsar (Gus Kautsar). (Foto: Tangkapan layar YouTube Ansor Jatim TV)

Kediri, NU Online
Pengasuh Pesantren Zahirul Falah Ploso, Kediri, Jawa Timur, KH Abdurrahman al-Kautsar (Gus Kautsar) mengingatkan, ketika musim pandemi datang menimpa suatu kaum, maka dekatilah Rasulullah Saw. Jangan sekali-kali menjauhi beliau.


Hal itu disampaikan oleh Gus Kautsar dalam Doa Bersama Virtual untuk Bangsa dan Khodimin NU Kediri Raya yang disiarkan langsung channel YouTube Ansor Jatim TV, Sabtu (31/7) malam.


Gus Kautsar menukil makalah Ibnu Hajar al-Asqalani, “Jikalau musim bilahi, musim-musim kurang menarik, jangan sekali-sekali kita jauh dari Rasulillah saw. Mendekatlah kepada beliau dengan cara membaca shalawat,” tutur putra KH Nurul Huda Djazuli ini.


Dengan memperbanyak sholawat, lanjut, Gus Kautsar menjadi cara paling ampuh untuk menolak thaun (wabah) maupun musibah datang. Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani, inna min a’dzamil asya’ ad-dafi’ah, li thauni wa ghairi minal balaya al-idzam kasratus shalah ala nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.


“Termasuk obat paling istimewa, masker paling ampuh ketika wabah dan musibah-musibah yang lain datang adalah memperbanyak sholawat kehadirat Nabi Muhammad saw,” terang Gus Kautsar.


Peringatan untuk tidak menjauhi Rasulullah ini diceritakannya karena pandemi bisa mengenai siapa saja sebagaimana disampaikan cucu Nabi Muhammad saw, Sayyid Ja’far Shadiq bahwa, ‘musibah itu bisa mengenai siapa saja, santri atau tidak santri, artinya mu’min waghairahu’.


“Entah punya kartu tanda Ansor atau tidak, semuanya bisa kena. Kecuali orang yang benar-benar setiap tarikan nafasnya merupakan dzikir kepada Allah swt,” tegas Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur ini. 


Selalu Jaga Kiai
Lebih lanjut, Gus Kautsar menyampaikan kepada audiens zoominar, pandemi ini memang masalah luar biasa. Tapi, yang jauh lebih menjadi masalah, jauh lebih menjadi musykilat bagi kita semua, ternyata di situasi ini para guru dan masyayikh kita dipanggil Allah swt.


“Dan itu tidak sedikit. Bahkan, beberapa media merilis yang paling banyak menjadi korban setelah tenaga kesehatan adalah guru-guru ngaji dan tokoh-tokoh agama. Maka, kepada teman-teman Ansor saya minta dengan sangat untuk ikut menjaga para guru dan masyayikh kita,” tandas Gus Kautsar.


Mengenai kehilangan masyayikh lebih berdampak pada pandemi ini, Gus Kautsar mengutip makalah Sahabat Abdullah Abbas ra. La ya’ti alaikum zamanun illa wahuwa asyarru min makanin qablah. (Tidak akan datang kepadamu sebuah generasi kecuali lebih buruk dari derajat generasi sebelumnya).


Gus Kautsar juga membeberkan, permasalahan yang akan menjadi musykilat kita bersama adalah kehilangan alim-ulama dan fuqaha. Kita kehilangan sandaran, landasan berpikir dan berjuang. Kita kehilangan uswah dan penggerak.


Dalam situasi seperti itu, tampillah kiai-kiai, bentuknya kayak kiai, tapi yuftuna bira’yihi, hanya casing-nya saja ulama. Akan tetapi, yang difatwakan hanya sesuai dengan logikanya. Uneg-uneg di hatinya menjadi pola pikirnya.


“Dampak fatwa yang terlontarkan dari mulutnya semacam itu hanya berpotensi melemahkan dan menghilangkan haibah dan kewibawaan Islam. Membuat kita tidak mendapat respek dari pihak lain. Maka, sekali lagi saya minta, masyayikh kita dijaga, didoakan kepada Allah. Semoga beliau panjang umur dan sehat wal afiat,” tuturnya.


Gus Kautsar berharap, seluruh aktivis Ansor khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya, dijaga Allah. Diberi kesembuhan yang sedang sakit, diberi ketabahan yang tertimpa musibah, dan dijaga kesehatannya yang sedang sehat.


Acara yang diselenggarakan GP Ansor Kota Kediri ini ditutup dengan doa oleh Pengasuh Pesantren Al-Islahiyah, Mayan, Kediri KH Najib Zamzami.


Kontributor: Ahmad Nahrowi
Editor: Musthofa Asrori