Daerah

Enggan Pulang, Santri Tebuireng Lebih Memilih Bakar Sate

Ahad, 11 Agustus 2019 | 18:00 WIB

Enggan Pulang, Santri Tebuireng Lebih Memilih Bakar Sate

Para santri Pesantren Tebuireng Jombang membakar sate.

Jombang, NU Online
Seperti tahun-tahun sebelumnya, santri Pesantren Tebuireng selalu menjadikan Idul Adha sebagai kesempatan berpesta sate. Hal tersebut karena pesantren yang berada di Jombang, Jawa Timur ini membagikan sebagian daging kurban kepada ribuan santri yang tidak pulang.
 
“Sebenarnya ada kesempatan pulang karena pihak pesantren memberikan waktu libur,” kata Ahmad Nabil Mubarak, Ahad (11/8). 
 
Namun santri yang baru masuk tahun ajaran baru tersebut lebih memilih tidak pulang. “Lebih baik di sini saja lantaran ada pesta sate,” kata santri Muallimin dari Jombang ini. 
 
Kabar tersebut didengarnya dari para ustadz dan santri senior. “Juga solidaritas kepada teman yang rumahnya di luar kota bahkan luar Jawa,” ungkapnya.
 
Memang benar, hari raya Idul Adha demikian semarak di pesantren yang sekarang diasuh KH Salahuddin Wahid atau Gus Sholah tersebut. Ribuan santri secara bergantian membakar daging hewan kurban di sebuah tempat di kawasan pondok. 
Kawasan itu memang dipersiapkan khusus untuk lokasi membakar sate. Saat bakar sate massal, para santri membentuk kelompok dan mengelilingi tungku pembakaran. 
 
“Daging dikirim dari pondok, demikian pula dengan kebutuhan bumbu dan sejeniosnya,” kata Ahmad Shofi, santri yang lain. 
 
Di kesempatan berbeda, Mudzir Pesantren Tebuireng H Lukman Hakim menjelaskan, para santri Tebuireng diberikan kesempatan untuk mengolah daging hewan kurban sesuai keinginannya. Jika ingin menikmati dalam bentuk sate, pihak pesantren menyiapkan segala alat dan kebutuhan, termasuk bumbu yang diperlukan oleh santri. 
 
Menurut H Lukman, dengan mengolah sendiri daging kurban yang diterima melalui kamar masing-masing, para santri diajak untuk saling memperkuat kebersamaan dan solidaritas di antara mereka. 
 
"Penguatan solidaritas, itu salah satu tujuannya. Tapi tujuan yang paling utama adalah untuk meningkatkan kepekaan sosial para santri," katanya kepada sejumlah insan media. 
 
H Lukman juga menjelaskan bahwa acara bakar sate massal untuk santri agar mereka bisa merasakan kebahagiaan atas datangnya hari raya Idul Adha. "Ini sekaligus untuk menghibur para santri,” tegasnya.
 
Tahun ini Pesantren Tebuireng menyembelih 37 ekor sapi, serta ratusan ekor kambing. Hewan kurban tersebut berasal dari wali, santri, serta warga sekitar. Daging dari hewan kurban yang disembelih tersebut juga dibagikan untuk kalangan kurang mampu, panti asuhan, serta para santri. (Ibnu Nawawi)