Daerah

Distribusi Kader Wujud Keberhasilan IPNU

NU Online  ·  Senin, 2 Maret 2009 | 08:13 WIB

Tegal, NU Online
Sebagai organisasi kader, Ikatan Pelajar NU (IPNU-IPPNU) di kancah Pemilu Legislatif 2009, dipandang sebagai wahana distribusi kader. Pasalnya, keberhasilan mendistribusikan kader Pelajar NU sebagai Calon Legislatif (Caleg) ataupun Calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) bisa dijadikan tolok ukur keberhasilan organisasi tersebut.

“Keikutsertaan para Kader IPNU sebagai Caleg maupun Calon DPD sebagai bagian dari distribusi kader,” simpul Koordinator Tim Fasilitator Kaderisasi Nasional Pimpinan
Pusat (PP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Caswiyono Rusdie Cakrawangsa.<>

Menurut Caswi, kaderisasi di IPNU tidaklah sempit definisinya. Artinya, kaderisasi yang dijalankan bukan sekadar pendidikan dan latihan kepemimpinan semata. Masa Kesetiaan Anggota (Makesta), Latihan Kader Muda (Lakmud), Latihan Kader Madya (Lakmad) atau sejenisnya itu hanya sebagaian dari upaya kaderisasi. Rangkaian mata rantai kaderisasi yang meliputi rekrutmen kader, pendidikan dan latihan serta distribusi, tidak boleh terputus dan harus bersinergi.

“Pada tingkatan distribusi, harus diriilkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,” tuturnya usai menyampaikan makalah kaderisasi saat PelatihanPeraturan Orgnisasi dan Satuan Administrasi (PPOSA) yang digelar Pimpinan Cabang (PC) IPNU Kota Tegal di Aula Kantor Camat Margadana Kota Tegal Ahad Sore (1/3)
kemarin.

IPNU, lanjutnya, tidak boleh puas kalau hanya sekadar mampu menjaring anggota baru lalu dididik dan dilatih kepemimpinan dan ketrampilan saja. Justru pada tahapan distribusi inilah yang menjadi ukuran berhasil tidaknya kaderisasi itu. Ketika seorang kader IPNU berpotensi dalam bidang seni sastra misalnya, harus kita dukungan pementasan atau penerbitan karya-karya sastranya.

“Begitupun ketika kader kita berpotensi menjadi politisi, ya… harus kita dukungan mati-matian. Jangan malah dikebiri atau ditinggal lari,” ajak Caswi yang juga Wakil
Sekjen PP IPNU itu.

Ketua IPNU Jateng Non Aktif Moh. Talkis misalnya, lanjut Caswi, dia maju Calon DPD Jateng nomor urut 12. Maka sudah selayaknya kita dukung 100%. Namun dengan catatan, kita harus membedakan pola dukungannya. Artinya, tidak harus kita menyeret-seret IPNU secara kelembagaan. Sebab, ranah kultural IPNU dengan politik praktis harus
kita pisahkan.

“Secara individu, kita bekerja ekstra keras guna mendukung Moh. Talkis demi kemaslahatan IPNU. Kita guyub rukun, tapi jangan bawa-bawa organisasi,” cetusnya.

Caswi yakin, kader IPNU terbukti telah memiliki potensi, integritas dan moralitas yang bisa dipertanggungjawabkan. Lagi pula, IPNU secara kualitas maupun kuantitas menjadi modal sosial yang cukup potensial, utamanya sebagai pemilih pemula.

Disamping itu, Caswi berpesan agar anggota IPNU perlu mencermati politisi busuk dan money politik agar tidak merusak demokrasi. “IPNU tentu lebih cerdas dan fresh
sehingga tidak mudah tergoyahkan oleh money politic,” pungkasnya.

Selain Caswi, pemakalah lain Nihlah Faridah dari PW IPPNU Jateng yang menyampaikan hasil-hasil kongres IPPNU November 2008 lalu. Sementara Ketua Panitia PPOSA IPNU Kota Tegal Moh Najib, melaporkan, pelatihan diikuti 162 peserta dari 4 PAC, 27 Pengurus Ranting dan 4 Pengurus Komisariat se Kota Tegal.

“Ini sebagai rangkaian peringatan Harlah ke-55 IPNU,” sambung Ketua PC IPNU Kota Tegal Krisdianto yang didampingi Ketua PC IPPNU Musyarofah.

Peringatan Harlah IPNU yang sama juga digelar di Brebes. Ketua PC IPNU Brebes Ahmad Munsip menyatakan, peringatan kali ini digelar secara sederhana berupa refleksi, diskusi dan tasyakuran di Sekretariat IPNU-IPPNU Jalan Kembang Baru Kota Brebes Sedangkan di Kabupaten Tegal juga sama yakni dengan menyelenggarakan Doa Bersama dan Tahlil di Gedung NU Slawi, Jalan Raya Procot Slawi. (was)