Daerah

Disbun Jatim Beri Penghargaan Pesantrenpreneur Berbasis Perkebunan

Ahad, 8 Desember 2019 | 21:00 WIB

Disbun Jatim Beri Penghargaan Pesantrenpreneur Berbasis Perkebunan

Dinas Perkebunan Jawa Timur memberikan sejumlah penghargaan kepada sepuluh pelaku usaha perkebunan berbasis pesantren, Jumat (6/12)

Surabaya, NU Online
Menyadari besarnya peranan pesantren dalam upaya mendukung peningkatan perekonomian masyarakat di Provinsi Jawa Timur berbasis perkebunan, Pemprov Jatim melalui Dinas Perkebunan Jawa Timur melakukan sejumlah program fasilitasi guna meningkatkan peranan dan kontribusi pesantren dalam menumbuhkan pesantrenpreneur. 

Bertempat di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Jumat (6/12) malam Dinas Perkebunan Jatim memberikan sejumlah penghargaan kepada sepuluh pelaku usaha perkebunan berbasis pesantren. Penghargaan tersebut diberikan dalam kegiatan Seminar Pengembangan Usaha Perkebunan bertemakan Penguatan Pesantrenpreneur Berbasis Perkebunan.

Kepala Dinas Perkebunan Jatim, Karyadi mengatakan, peranan pesantren dalam usaha menumbuhkan perekenomian berbasis pertanian khususnya sektor perkebunan sangatlah besar.
 
"Tidak sedikit kegiatan mereka sudah pada tahapan hulu hilir. Artinya, produk yang dihasilkan sudah langsung siap konsumsi dimasyarakat," katanya.

Ia menyontohkan, sejumlah pesantren kini juga banyak yang menjadi ekportir kopi, kakao atau coklat, dan juga ikut mengembangkan komoditas perkebunan lainnya, seperti banyak yang memiliki lahan perkebunan tebu, karet, dan vanili.
 
"Ini membuktikan bahwa perekonomian pesantren sudah mandiri dari awalnya dan peranannya sangatlah besar pada sektor perkebunan," jelasnya.    

Potensi pesantren sebagai salah satu pusat pengembangan ekonomi sangat besar. Jika semua pihak terkait bersedia membangun sinergi untuk memberikan penguatan akan sangat besar dampak ekonomisnya. Jika masing-masing pesantren bisa menghasilkan produk unggulan, maka ketahanan ekonomi warga Jatim akan sangat sehat dan kuat. Namun demikian, sangat dibutuhkan pendampingan secara konsisten pada pengembangan model bisnis yang tepat, penguatan efektivitas dan efisiensi proses bisnis, akses pendanaan dan akses kepada pasar.

Dengan kualitas produk yang baik dan kualitas layanan pelanggan dirapikan, maka sangat dimungkinkan produk-produk khas masing-masing daerah bisa didorong bukan saja ke pasar domestik di daerah lain bahkan berpotensi memasuki pasar ekspor, dan pemerintah perlu mengembangkan program pemberdayaan kewirausahaan pesantren melalui pendampingan dan pelatihan SDM-nya.
 
Menurutnya, produk-produk perkebunan yang dihasilkan petani Jatim saat ini sudah sangat beragam dipasaran internasional. "Jadi saya mengimbau Bapak dan Ibu kalau pulang umah dan haji oleh-oleh berupa kopi dan coklat jangan beli di Makkah. Belilah di Jatim saja, karena kita yang punya kebunnya, sementara Saudi Arabia tidak punya kebun kopi dan coklat," paparnya. 
 
Adapun sepuluh pelaku usaha perkebunan berbasis pesantren yang memperoleh penghargaan, meliputi Izza Nedella (Pengasuh Pesantren SMAI Sabilillah), Gus Abdul Munim Syadili (Pengasuh Pesantren Syadzili Pakis Malang), Ainul Yakin Al Hafidz (Pesantren Hamalatul Qur’an Jogoroto, Jombang), Nya Hj Ainur Rohmah (Pengasuh Pesantren Annuriyah, Wonocolo, Surabaya).  
 
Berikutnya, Nyai Hj Saidah (Pengasuh Pondok Putri Sabilur Rosyad, Malang), Hj Etty Sriwinarti (Pesantren Mukmin Mandiri, Sidoarjo), Arif Zamroni (Ketua Jaya Tani Kademangan, Blitar), Gus Misbakhul Khoiri Ali (Gapoktan Maju Mapan, Jember), Mulyono (Keltan Mulyojati, Mojokerto), dan Abdul Karim (Keltan Mulyo Rejo, Pasuruan).     
 
Editor: Kendi Setiawan