Daerah

Demi Memajukan Organisasi, Hujan Bukanlah Kendala

NU Online  ·  Jumat, 16 Desember 2011 | 07:26 WIB

Pamekasan, NU Online
Kamis (15/12) malam, hujan deras mengguyur kecamatan Kadur, Pamekasan. Bersamaan dengan itu, beberapa pengurus harian IPNU bersepeda motor menuju Pesantren Kembang Kuning, Larangan, Pamekasan. Mereka menempuh perjalanan sekitar lebih dari sepuluh kilometer guna memastikan tempat pelaksanaan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta).
<>
“Demi IPNU-IPPNU, kita tak boleh lemah semangat hanya gara-gara hujan!” tegas ketua PAC IPNU Kadur, Faisol Anshori kepada tiga pengurus harian lainnya.  Ketiga pengurus harian tersebut ialah Hairul Anam (ketua II), Fathorrahman (sekretaris), dan Akhmad Riyadi (wakil sekretaris).

“Kalau hanya gara-gara hujan kita patah semangat, ini sangat berbahaya terhadap organisasi yang sedang kita tangani,” kata Akhmad Riyadi dengan wajah serius.

“Setuju, semangat adalah modal utama agar organisasi kita semakin hari kian maju,” tambah Fathorrahman.

Sesudah shalat Isya’, mereka rehat dari kantor MWC NU Kadur, Pamekasan. Di awal perjalanan, hujan belum deras. Hanya gerimis. Namun, sepertiga dari perjalanan, mereka harus rela kedinginan.

Keberuntungan agak memihak Akhmad Riyadi dan Hairul Anam. Keduanya tertolong oleh mantel milik Akhmad Riyadi yang digunakan saat hujan mulai menyapa. Sedangkan Faisol dan Fathorrahman merelakan diri basah kuyup tak karuan.

Sekitar setengah jam, mereka berteduh di warung dekat jalan. Mereka coba menepis rasa dingin dengan minum kopi hangat dan makanan ringan.

Dingin yang menyelimuti mereka seketika terasa menguap tatkala dihadapkan pada sambutan hangat dari keluarga Pesantren Kembang Kuning. Keluarga pesantren salaf tersebut memang dikenal sangat peduli terhadap organisasi berbasis NU semacam IPNU-IPPNU.

“Kami sangat menerima baik tujuan rekan-rekan. Kami siap membantu semampu kami,” ujar pengasuh Pesantren Kembang Kuning, kiai Muhammad.

Selama di Pesantren Kembang Kuning, terjalin keakraban antara pengurus harian IPNU dengan pihak pesantren. Sekitar dua jam, mereka membicarakan tentang tantangan yang dihadapi NU, terutama berkenaan dengan maraknya gerakan radikalisme agama yang mesti diwaspadai.

Setelah selesai memantau lokasi, pengurus harian IPNU tidak langsung beranjak pulang. Mereka masih menyempatkan diri membeli nasi goreng dan teh hangat. Canda ria menghiasi malam beratap mendung.

 


Redaktur       : Mukafi Niam
Kontributor   : Hairul Anam