Daerah

Buntet Pesantren: Bantuan Covid-19 untuk Protokol Kesehatan Tak Cukup

Kam, 23 Juli 2020 | 16:14 WIB

Buntet Pesantren: Bantuan Covid-19 untuk Protokol Kesehatan Tak Cukup

Ilustrasi. (NU Online)

Jakarta, NU Online

Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama menyalurkan bantuan Covid-19 untuk pesantren dengan total Rp2,3 Triliun. Besaran tersebut sebetulnya tidak seberapa karena terbagi ke 21.173 pesantren.


Sebagaimana diketahui, bantuan tersebut dibagi sebesar Rp25 juta untuk pesantren dengan jumlah santri 50-500 orang, Rp40 juta bagi pesantren santri berjumlah 500 sampai 1500 orang, dan pesantren dengan jumlah santri lebih dari 1.500 orang mendapatkan Rp50 juta.


Ketua Bidang Pesantren Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren K M Lutfi Yusuf NZ menyampaikan bahwa besaran bantuan tersebut sebetulnya tidak cukup untuk memenuhi segala keperluan sesuai standar protokol kesehatan yang ideal sebagaimana yang dianjurkan oleh pemerintah.


"Ketika sumbangan itu harus dikeluarkan untuk protokoler kesehatan yang dianjurkan pemerintah jelas kurang," katanya kepada NU Online pada Kamis (23/7).


Pasalnya, ia menjelaskan bahwa kamar mandi harus khusus digunakan untuk orang tertentu saja sehingga perlu penambahan jumlahnya.


"Sanitasi kamar mandi sangat kurang karena kan harus khusus. Satu kamar mandi 15 orang dan tidak boleh orang lain. Itu sangat kurang," katanya.


Hal lain yang dibutuhkan di pesantren adalah wastafel mengingat selama ini belum atau sangat jarang tersedia, terlebih di bagian depan.


"Yang diperlukan lagi tempat cuci tangan. Wastafel yang paten dan setengah paten cukup kurang di beberapa pondok pesantren. Yang dirasa itu," ujar Kiai Lutfi.


Apalagi, lanjutnya, jika harus ada ruang isolasi. Tentu hal ini membutuhkan biaya dan tenaga lebih dalam mempersiapkannya.


Adapun masker, menurutnya, sudah mencukupi. Sebab, para santri juga telah mempersiapkannya sejak mereka berangkat dari rumah masing-masing.


Pondok Buntet Pesantren meminta para santri yang datang membawa surat kesehatan dari dokter, rumah sakit, ataupun Puskesmas sebagai bentuk antisipasi penyebaran Covid-19. Beberapa waktu lalu para santri juga sudah dilakukan rapid test secara acak dan hasil keseluruhannya negatif.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad