Bulukumba Gelar Festival Perjuangan Penyebaran Islam Datu Tiro
NU Online · Selasa, 3 Februari 2015 | 12:06 WIB
Bulukumba, NU Online
Pemerintah Kabupaten Bulukumba bekerja sama dengan Komunitas Rumah Cinta dan Universitas Islam Makassar mengadakan Festival Datu Tiro. Kegiatan bertajuk “Vitalisasi Budaya dan Spirit Islamisasi Datu Tiro” tersebut dipusatkan di Pantai Samboang Bulukumba, Sulawesi Selatan.
<>
Festival Budaya pada 1 Februari 2015 ini bertujuan mengingatkan upaya Datu Tiro dalam menyebarkan Islam Ahlusunnah Wal Jamaah di tanah Bulukumba atau yang dikenal Bumi Panrita Lopi.
“Datu Tiro menyebarkan Islam tanpa harus menghilangkan identitas budaya yang melekat di masyarakat Bulukumba,” ungkap Andika sebagai Ketua Panitia.
Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan ini sebagai wujud menghargai para leluhur, utamanya Datu Tiro sebagai salah satu penyebar Islam Ahlusunnah wal Jamaah di Bulukumba.
Untuk memajukan sebuah wilayah, kata dia, masyarakat mesti memelihara dan mengamalkan nilai-nilai kearifan lokal apa tak lagi terkait dengan nilai-nilai keislaman Nusantara.
Rektor Universitas Islam Makassar Dr. Majdah M. Zain Agus AN menyampaikan orasi budaya. Menurut dia, penyebaran Islam di Sulawesi Selatan tak terlepas dari peran tiga datu yang dikenal, yaitu Datu Ribandang, Datu Fatimang, dan Datu Tiro.
Nama Datu Tiro, kata yang juga Ketua Lajnah Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan ini, dikenal sebagai peletak batu pertama penyebaran Islam di Bumi Panrita Lopi Bulukumba.
Menurut Majdah, kedatangan Datu Tiro dalam menyebarkan Islam di Bulukumba, dikenal mampu memadukan ajaran Islam dan nilai-nilai budaya sebagai sebuah ajaran yang diterima secara luas masyarakat Bulukumba.
Ia berpendapat, nilai-nilai budaya yang disebarkan Datu Tiro di tanah Bulukumba ini harus senantiasa dipelihara dan diamalkan sebagai sebuah ajaran dan identitas masyarakat Bulukumba.
Kemudian Majdah juga menyinggung bobroknya moralitas kepemimpinan bangsa ini, tak lain disebabkan nilai-nilai Islam jauh dari amalan keseharian kita. Dalam tradisi kepemimpinan Bugis yang sesuai dengan ajaran Islam, kita mengenal istilah macca (cerdas), lempu (jujur), warani (berani), dan getteng (tegas).
“Ketika empat nilai ini diamalkan, Insya Allah bangsa ini jauh dari keterpurukan moralitas, tambahnya.
Dalam prosesi Festival Datu Tiro ini menampilkan beberapa kesenian diantaranya pembacaan riwayat dan sepak terjang Datu Tiro melalui kesenian Singrili, Gandrang Bulu Sitobo Lalang Lipa', seni bela diri.
Secara simbolik Rektor UIM memberikan bantuan Al Qur'an kepada masyarakat Desa Tri Tiro Bulukumba yang diwakili Pemerintah setempat sebagai bentuk UIM peduli buta aksara Qur'an.
Tampak hadir menyaksikan Festival Datu Tiro ini Ketua DPRD Bulukumba, Wakil Rektor I UIM Musdalifah Mahmud, Dekan Fakuktas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UIM Arfah Shiddiq, Asdir I Pasca Sarjana UIM Suardi Bakri, Ketua Muslimat NU Bulukumba, dan ribuan masyarakat Nahdliyin Bulukumba. (Andy Muhammad Idris/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua