Daerah

Bukan Jabatan, Kunci Kebahagiaan adalah Berbaik Sangka kepada Allah

Ahad, 13 Oktober 2019 | 16:30 WIB

Bukan Jabatan, Kunci Kebahagiaan adalah Berbaik Sangka kepada Allah

Gus Ali (kiri) dan Gus Baha menghadiri acara Ngaji Mahasantri Milenial Bersama Gus Baha yang diselenggarakan PWNU Jawa Timur. (Foto: NU Online/Ahmad Hanan)

Surabaya, NU Online 
Kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan tentu sangat didambakan oleh semua orang. Banyak kalangan yang menganggap kebahagiaan bisa diperoleh tatkala seseorang memiliki jabatan tinggi.
 
Anggapan itu menurut Wakil Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Agoes Ali Masyhuri tidak tepat. Ia mengatakan, kunci seseorang mendapatkan kebahagiaan adalah selalu berbaik sangka kepada Allah. Hal ini sesuai dengan apa yang ada di dalam Hadis Qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi. 
 
“Cita-cita yang mulia akan menjadi kenyataan bila kita modal dasar berbaik sangka kepada Allah. Hal ini sejalan dengan pesan suci Allah melalui Hadis Qudsinya, Ana 'inda dhonni 'abdi bi. Rawahut Tirmidzi. Aku (Allah) senantiasa bersama dengan prasangka hambaKu kepadaKu,” katanya di acara Ngaji Mahasantri Milenial Bersama Gus Baha yang diselenggarakan PWNU Jawa Timur, Sabtu (12/10).
 
Atas dasar itu, Pengasuh Pesantren Progresif Bumi Sholawat Sidoarjo ini menegaskan, tanpa modal berbaik sangka kepada Allah SWT, seseorang tak akan merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya.
 
“Jangan mengharap hidup bahagia, jangan mengharap hidup sukses manakala kita tidak memiliki modal berbaik sangka kepada Allah,” ujar kiai yang akrab disapa Gus Ali ini di hadapan ribuan jamaah.
 
Sebelumnya, kiai yang memiliki akun Twitter @gusali_bsh ini mengajak para jamaah yang hadir di gedung PWNU Jawa Timur ini untuk senantiasa berjuang di jalan kebaikan. “Usahakan istiqamah tetap berjuang, sebab hidup ini sebenarnya merupakan pergulatan antaran kebenaran dan kebatilan. Jika Anda tidak menyibukkan diri pada kebenaran, pasti Anda akan disibukkan dengan kebatilan,” ungkapnya. 
 
Pada kesempatan ini, selain menerangkan terkait kunci menggapai kebahagiaan, Gus Ali juga mengajak jamaah untuk belajar sejarah. Dalam pandangannya sejarah sangat penting dipahami, bahkan Al-Qur'an sendiri terhitung 1600 ayat dan 35 surat berbicara tentang sejarah. 
 
“Begitu pentingnya arti dari sejarah, Al-Qur’an telah mengabadikan 1600 ayat, 35 surat yang berbicara tentang sejarah. Hampir seperempat dari Al-Qur'an berisi tentang sejarah,” bebernya.  
 
Hal ini menurutnya cukup bisa menggambarkan betapa pentingnya belajar sejarah. Di antara manfaatnya, seseorang akan bisa mengambil hikmah dan mengetahui peristiwa yang terjadi di masa lampau sekaligus bisa mengambil pelajaran dari sejarah itu.
 
“Dari sejarah manusia bisa mengetahui sebab-sebab keberhasilan dan sebab-sebab kehancuran,” tukasnya. 
 
“Umat yang tidak memiliki sejarah, pasti tidak memiliki masa depan. Barangsiapa yang tidak mau mengambil pelajaran dari sejarah, bersiap-siaplah digulung oleh sejarah itu sendiri,” tambahnya. 
 
Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Syamsul Arifin