Daerah

Banser Jember Berhasil Tangkap, Lalu Maafkan Penista Ketum PBNU

NU Online  ·  Rabu, 4 Januari 2017 | 09:02 WIB

Jember, NU Online

Hati-hati dalam berkomentar di media sosial, apalagi jika menyangkut penistaan terhadap tokoh organisasi besar seperti NU. Jika tidak, urusannya bisa menjadi panjang. Banyak sudah orang yang berurusan dengan persoalan hukum lantaran perilaku tak terkontrol di media sosial.

Namun pesan ini tampaknya tak berlaku bagi Muhammad Fahim. Warga Kramat, Kelurahan Kranjingan, Kecamatan Sumbersari, Jember, Jawa Timur ini menjadi target pencarian anggota Banser Jember. Pasalnya, di media  sosial ia telah menghina begitu rupa terhadap Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj.

Dalam sebuah grup Whatsapp “BRIGADE ASWAJA”  ia menulis komentar yang menista Kiai Said. Seolah tak puas, komentar tersebut lalu diunggah ke status Facebook dan sempat bikin gaduh dunia maya Jember. Di akun FB-nya, orang yang mengaku alumni sebuah pesantren terkenal di Jawa Timur tersebut menggunakan nama Mochammed  Elmaghotsy. Akun yang lain memakai nama Mochammed Faheem Elmaghatsy.

Namun, sebelum status tersebut makin ramai, jajaran PC Gerakan Pemuda Ansor Jember segera bertindakcepat dengan menurunkan tim untuk melacak dan mencari tahu identitas dan alamat orang tersebut. Akhirnya ketemu. Tanpa membuang waktu, anggoa Banser Jember langsung “menciduk” orang tersebut di kediamannya, dan dibawa ke kantor GP Ansor di Jalan Danau Toba 1 untuk dimintai pertanggungjawabannya, Selasa (3/1).

“Ternyata orang tersebut adalah penjual laptop di jalan Karimata. Rumahnya di  Kelurahan Kranjingan. Ya kita ambil saja dia supaya tidak bikin gaduh. Grup WA Brigade Aswaja itu sendiri, tak lebih dari sekedar media pemecah belah NU,” tukas Sekretaris PC GP Ansor Jember Kholidi Zaini, kepada NU Online.

Di kantor GP Ansor, sudah menunggu ketua banom NU tersebut, Ayub Junaidi dan sejumlah pengurus teras lainnya serta puluhan anggota Banser. Di hadapan mereka, Fahim menyatakan menyesal dan minta maaf serta mencabut komentar penghinaan tersebut. Pernyataan maaf itu ditulis tangan oleh Fahim di sehalai kertas dan diteken di atas materai.

“Karena dia sudah minta maaf, ya kita maafkan. Tapi jangan sekali-kali dan coba-coba diulangi lagi,” ucap Ayub.  (Aryudi A. Aazaq/Abdullah Alawi)