Daerah

Alumni Pesantren Tambakberas Adalah Santri Ideologis Mbah Wahab

Sen, 30 April 2018 | 03:30 WIB

Jombang, NU Online
Setiap tahun, lebih dari 1200 santri Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang Jawa Timur yang menjadi alumni. Mereka telah merampungkan pendidikan formal, serta akan menyebar ke berbagai daerah dengan berbagai tujuan. Namun yang perlu diingat, para alumni tetaplah santri yang harus menjaga warisan dari para pendiri dan pengasuh.

“Kalian yang hari ini diwisuda, pada hakikatnya adalah santri ideologis KH Abdul Wahab Hasbullah atau Mbah Wahab,” kata H M Wafiyul Ahdi, Ahad (29/4).

Penegasan tersebut disampaikan Ketua Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas ini saat memberikan sambutan pada Wisuda Kelas Akhir Madrasah Aliyah Unggulan KH Abdul Wahab Hasbulloh (MAUWH).

Dalam pandangan Gus Wafi, sapaan akrabnya, siapa saja para alumni Pesantren Tambakberas memiliki tanggung jawab untuk meneruskan perjuangan para kiai dan ulama saat berada di masyarakat. “Apalagi kalian adalah alumni MAUWH yang di situ ada nama Mbah Wahab,” katanya.

Yang menarik dari Mbah Wahab adalah sebagai sosok yang lengkap. “Ya organisatoris, negarawan, juga ulama,” urai Gus Wafi. Dan, peran seperti itulah yang harus diambil oleh para alumni, khususnya MAUWH Tambakberas, lanjutnya.

“Perjuangan Mbah Wahab harus dilanjutkan lantaran kalian adalah kader dan santri beliau. Peran yang harus diambil adalah dengan menjadi pemimpin di masyarakat,” jelasnya. 

Gus Wafi mengingatkan bahwa spirit santri harus terus dijaga. “Bahwa proses nyantri itu tidak ada kata selesai,” katanya. Kendati telah merampungkan pendidikan formal, atau boyong sekalipun harus tetap ada ikatan batin dengan pesantren. Dan itulah nilai lebih pesantren dibandingkan dengan lembaga pendidikan lain di manapun.

“Itulah yang saya sebut dengan alaqah batiniyah, bahwa hubungan batin antara pesantren dan santri tetap terjalin di manapun mereka berkhidmat,” urainya di hadapan wisudawan dan wali murid, serta dewan guru MAUWH dan undangan.

Tasyakuran kelas akhir atau muwaada’ah ini berlangsung di aula Pondok Pesantren Bahrul Ulum. Tampil sebagai pembicara yakni Prof DR H Abdul Haris, MAg yang juga Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. (Ibnu Nawawi)Â