Ada Majelis Shalawat Rutin di Masjid Raya Klaten
NU Online · Senin, 28 April 2014 | 07:17 WIB
Klaten, NU Online
Ada pemandangan unik di pusat Kota Klaten pada setiap hari Sabtu (26/4) malam. Puluhan orang yang rata-rata mengenakan pakaian serba putih melintasi Alun-Alun Klaten menggunakan sepeda motor atau mobil. Rombongan tersebut bukan ingin hura-hura di malam Minggu, mereka ingin bershalawat bersama di Masjid Agung Raya Klaten.<>
Ketika memasuki halaman Masjid Raya Klaten, tabuhan rebana membahana mengiringi syair-syair pujian untuk Rosululloh Muhammad SAW. Puluhan jamaah yang hadir langsung duduk sila di belakang penabuh rebana. Setelah duduk, mereka mengambil buku sholawat kecil di dalam tasnya.
Sekitar pukul 20.30 WIB tabuhan rebana berhenti. Pembawa acara mengumumkan acara sholawat di malam itu akan segera dimulai. Tidak lama kemudian, Habib Rifki Al Jailani memimpin pembacaan sholawat Simtudduror. Sosok karismatik itu duduk menghadap jamaah, didampingi beberapa kiai dan sosok yang ditokohkan.
Setelah pembacaan selesai, seorang munsyid mendendangkan lagi “Kisah Rosul”. Lagu yang dibuat oleh Habib Rizieq Syihab tersebut menjadi sangat popular di Klaten dan sekitarnya setelah dinyanyikan Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf. Sembari lagu “Kisah Rosul” didendeangkan, beberapa orang membagikan konsumsi dan teh hangat.
Acara kemudian dilanjutkan dengan tausiyah yang diberikan oleh Kyai Zahid, salah satu murid Habib Lutfi bin Yahya yang kini aktif berdakwah di kota Klaten. Pada kesempatan tersebut Kyai Zahid menyampaikan beberapa keutamaan shalawat, salah satunya sebagai dzikir kepada Allah SWT.
“Ketika bershalawat, kita juga berdzikir kepada Allah SWT. Coba, sholawat apa yang tidak menyebut Allah SWT. Tidak ada. Semua sholawat menyebut nama Allah SWT”, demikian ungkap Kyai Zahid.
Setelah acara selesai, NU Online berkesampatan melakukan wawancara dengan Kiai Zahid. Berdasarkan penuturannya, Majelis ShAlawat di Masjid Raya merupakan majelis rutin setiap Sabtu Kliwon malam (malam Minggu Legi). Acara tersebut digagas oleh beberapa kelompok pecinta shalawat yang ingin mengadakan rutinan di Masjid Raya. Tidak seperti majelis lain, rutinan sholawat di Masjd Raya tersebut sengaja tidak diberi nama majelis tertentu.
“Ini majelis bersama, tidak ada bendera kelompok apapun,” kata Kiai Zahid. Ia juga mempersilahkan pecinta-pecinta sholawat dari manapun untuk ikut hadir dan meramaikan majelis shalawat di Masjid Raya tersebut.
Selain dapat diikuti dengan hadir langsung di Masjid Raya, insyaallah majelis ini akan disiarkan secara live streaming oleh tim dari IT Aswaja Developer yang digagas oleh Habib Naufal bin Muhammad Alaydrus. Untuk rutinan pada hari sabtu (26/4) dapat diunduh melalui: https://archive.org/download/majelisdiklaten/PembacaanMaulidSimtudurorDiMasjidRaya26April2014.mp3. (Pekik Nursasongko/Anam)
Terpopuler
1
Idul Adha Berpotensi Tak Sama, Ketinggian Hilal Dzulhijjah 1446 H di Indonesia dan Arab Berbeda
2
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 M
3
Hilal Terlihat, PBNU Ikhbarkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025
4
Niat Puasa Dzulhijjah, Raih Keutamaannya
5
Khutbah Jumat: Menggali Hikmah Ibadah Haji dan Kurban
6
Khutbah Jumat: Menggapai Pahala Haji Meskipun Belum Berkesempatan ke Tanah Suci
Terkini
Lihat Semua