Banda Aceh, NU Online
Hingga saat ini tercatat, setidaknya sebanyak 51 ribu anak di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) hidup terlantar. Kebanyakan dari mereka terlantar karena masalah ekonomi keluarga dan konflik di Aceh. "Orang tua mereka tidak mampu memberikan hak-hak anak mereka. Termasuk hak mendapatkan makanan dan pendidikan yang layak," kata Wakil kepala Dinas Sosial NAD Asmadi kepada Kontributor NU Online di NAD. Dia juga menyebut, jumlah masyarakat miskin di Aceh mencapai angka 1,2 juta jiwa.
Menurut Asmadi, anak-anak terlantar itu berasal dari pesisir timur Aceh yang menjadi daerah yang paling parah terimbas konflik. Yang terbanyak berasal dari Aceh Utara dan Pidie. Pihak Dinas Sosial mengaku baru sanggup menangani setengah dari anak-anak terlantar itu. Mereka ditampung dalam 176 panti anak terlantar yang didirikan di seluruh Aceh.
<>"Di panti itu anak-anak mendapatkan pendidikan, makanan dan pakaian yang layak," kata Asmadi. Dinas sosial memiliki rencana untuk membuat program pelatihan wiraswasta untuk anak-anak terlantar. Diharapkan setelah mendapatkan pelatihan, anak-anak itu bisa mandiri saat keluar dari panti.
Asmadi yakin, dengan semakin kondusifnya Aceh, jumlah anak terlantar akan semakin menurun. Menurut data yang diperoleh pihaknya, jumlah 51 ribu itu menurun dibanding pada saat angka pengungsian di Aceh masih tinggi.
Meski demikian di Banda Aceh dalam kurun waktu tahun 2000 hingga sekarang, jumlah anak-anak pengemis dan gelandangan (Gepeng) terindikasi mengalami penambahan. Dan itu diakui oleh Asmadi. "Baru 100 gepeng yang bisa kami tampung dalam panti di Banda Aceh, sisanya belum," katanya.
Sementara Forum Komunikasi Pembinaan dan Pengembangan Anak Indonesia NAD mendesak semua pihak untuk memperhatikan nasib anak-anak Aceh, guna meningkatkan kesejahteraan mereka. Demikian disampaikan Bachtiar Nitura dalam konferensi persnya, hari Rabu, (21/07) di Psikodista, Banda Aceh. Bachtiar juga mengatakan, khusus menghadapi Hari Anak yang jatuh pada tanggal 21 Juli, pihaknya telah menyiapkan berbagai agenda kegiatan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
FKPPAI juga mengimbau pemerintah menyediakan fasilitas yang bisa digunakan anak-anak Aceh untuk mengembangkan diri mereka ke arah yang lebih baik. Semakin hari, tambahnya, semakin sulit menemukan ruang bermain untuk anak-anak di Aceh. "Taman Sari dan Taman Putroe Phang di Banda Aceh saja masih kurang terurus, apa lagi yang lain," sebut Bachtiar. (Kd/Nad-Muntadhar)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
2
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
3
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
6
Khutbah Jumat: Jadilah Pelopor Terselenggaranya Kebaikan
Terkini
Lihat Semua