Pergantian tahun baru Hijriyah 1432 diperkirakan terjadi pada Selasa mendatang (7/12). Tentu perubahan ini akan terkesan biasa-biasa saja dan kurang bermakna bila umat Islam kurang menghayatinya dengan cinta.
Demikian disampaikan pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, Sumenep Madura, KH Ahmad Basyir AS saat memberikan tausyiyah di masjid pesantren, Kamis malam (2/12). Ia memaparkan, cinta yang dimaksud mengarah pada tiga hal; cinta kepada Allah (hablum minallah), cinta kepada manusia (hablum minannas), dan cinta kepada alam (hablum minal ‘alam).
/>
“Ketiganya merupakan sublimasi (saripati) dari nilai-nilai yang terkandung dalam Aswaja. Dan cinta kepada Allah haruslah diutamakan dengan mengamalkan segala perintahNya serta menjauhi laranganNya,” ujar kiai sepuh yang sudah berumur 80 tahun itu seperti dikutip kontributor NU Online Hairul Anam.
Sedangkan cinta kepada manusia, tambahnya, minimal ditampakkan dengan menghormati dan tidak menyakiti perasaan orang lain. Ia sangat menyayangkan fenomena kekinian yang tak jarang manusia mengganggu ketenangan manusia lainnya.
“Kita bisa lihat sendiri betapa menjamurnya perilaku memiriskan yang ditunjukkan orang-orang tak bertanggung jawab di negeri ini, seperti budaya korupsi yang imbasnya menyengsarakan bangsa,” keluhnya.
Oleh karena itu ia beliau mengharap kepada para santrinya agar hati-hati dalam menapaki kehidupan ini. Salah satu bentuk kehati-hatian tersebut dapat ditunjukkan dengan upaya menanamkan rasa peduli terhadap sesama.
Hal itu, lanjutnya, masih belum cukup. Cinta kepada Allah dan sesama manusia harus diimbangi dengan cinta kepada alam. Beliau sempat menyinggung adanya pemanasan global yang pangkal utamanya ialah kurang pedulinya manusia terhadap alam
(lingkungan).
“Ketiga cinta yang saya paparkan tadi tak ubahnya pelangi yang diharapkan mewarnai berbagai ruang kehidupan,” pungkasnya. (ana)