Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional Antar-Pondok Pesantren se-Indonesia yang digelar di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah, Kabubaten Banyuasin, Sumatera Selatan, resmi ditutup Ahad (9/9) kemarin. Pengurus Wilayah (PW) Jam’iyatul Qurra’ wal Huffazh (JQH) Sumsel terpilih sebagai juara umum pada ajang bertaraf nasional yang diselenggarakan sejak 5 September 2007 itu.
Tiga ponpes yang bernaung di bawah naungan PW JQH Sumsel menyabet juara umum. Ketiga ponpes itu antara lain, Ponpes Ahlul Qur’an Palembang dengan poin 55, Ponpes Sabilul Hasanah Banyuasin 46 poin, dan Ponpes Al-Ittifaqiyah Inderalaya 44 poin. Dalam MTQN VI, terdapat empat cabang yang dilombakan, yaitu, tilawah, hafalan, tafsir, dan qiraat qutub.<>
Peringkat II diraih PW JQH Banten dengan poin 68. Posisi III ditempati PW JQH DKI Jakarta dengan 53 poin. Keempat, Jatim mengumpulkan nilai 24, kelima Nanggroe Aceh Darussalam 23 poin, dan ranking VI adalah PW JQH Lampung dengan 23 poin.
MTQ yang dirangkai dengan Rapat Kerja Nasional JQH itu berakhir dan ditutup secara resmi oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Hasyim Muzadi. “Ke depan saya meminta pemerintah lebih memperhatikan ponpes sebagai lembaga ilmu pengetahuan dengan memberikan ruang dan fasilitas yang memadai,” katanya.
Menurutnya, secara kualitatif, JQH perlu mengkaji secara mendalam terhadap Al-Quran, baik ilmiah maupun kontekstual. Sebab, Al-Quran merupakan solusi di tengah keprihatinan yang melanda bangsa Indonesia. Misalnya, soal kemiskinan, perpecahan, keterpurukan moral, dan konflik sosial.
Gubernur Sumsel Ir Syahrial Oesman MM dalam sambutan yang dibacakan Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Sumsel H Mal’an Abdullah mengatakan, dalam penyelenggaraan MTQ tersebut, kemenangan bukan hal utama. “Yang paling esensial adalah pemahaman dan peningkatan kualitas beribadah,” katanya. (rif)