Pemerintah tidak perlu ragu untuk mengaktifkan lagi pelajaran mengenai Pancasila dan sejarah. Pasalnya, nilai-niai Pancasila sampai kapan pun tetap dibutuhkan dalam kehidupan warga Indonesia. Lebih-lebih saat ini di mana nasionalisme mendapat ancaman rongrongan yang cukup tajam.
“Semua isi Pancasila sangat bagus diamalkan, tidak ada yang bertentangan dengan al-Qur’an maupun hadits,” tukas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, H Ahmad Sudiyono, SH, di sela-sela peringatan Hari Kemerdekaan RI di alun-alun Jember, (17/8).<>
Sedangkan sejarah, menurut Ahmad, juga penting. Sebab, mata pelajaran itulah yang akan menjadi jembatan penyambaung bagi memori generasi muda mengenai sejarah masa lalu nusantara. Dijelaskannya, sejarah tidak sekedar sebagai penyambung, juga memberi pelajaran bagi generasi muda untuk menghargai jasa para pendahulu.
“Dengan tahu misalnya siapa Gajahmada, kan otomatis terbentuk rasa respek dalam dada anak-anak kita,” tukasnya.
Alumni pesantren Nurul Jadid Paiton itu menambahkan, pelajaran Pancasila dan sejarah sama-sama penting untuk digiatkan lagi di sekolah-sekolah. Pancasila, katanya, berfungsi untuk membagun watak anak bangsa. Sedangkan sejarah berfungsi agar generasi muda bisa menghargai dan tahu betapa sulitnya sebuah perjuangan.
“Jadi saya minta tolong pemerintah agar dua pelajaran itu menjadi bagian dari pelajaran yang lain di sekolah,” pinta Ahmad.
Peringatan Hari Kemerdekaan RI di alun-alun kemarin, berjalan khidmat. Inspektur upacara dipimpin Plt. Bupati Jember, Sugiarto karena Bupati Djalal sudah habis masa tugasnya per 11 Agustus lalu.
Sementara pelantikannya sebagai Bupati terpilih masih menunggu keputusan Mahkamah Konstitusi terakit gugatan kemenangannya oleh sejumlah mantan Cabup-Cawabup. Menurut Sugiarto, Djalal juga diundang, tapi tidak hadir karena pergi ke Malaysia untuk menjenguk anaknya (ary).