Warta

PBNU Usulkan Konsep Ansor-Muhajirin untuk Penanganan Korban Gempa

Sabtu, 10 Oktober 2009 | 15:10 WIB

Tangerang, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi, menilai, penanganan korban gempa di Sumatera Barat saat ini kurang tepat. Karena itu, pihaknya mengusulkan agar penanganan para korban menggunakan konsep Ansor-Muhajirin.

Menurut Hasyim, penanganan korban gempa yang saat ini dilakukan dengan menempatkan di tenda-tenda pengungsian darurat, dinilai kurang manusiawi. Selain itu, hal tersebut juga bisa menimbulkan dampak yang tidak diharapkan.<>

''Karena itu, kami usulkan konsep Ansor-Muhajirin dengan pola 'one family one house','' kata Hasyim sesaat sebelum take off di Bandara Soekarno-Hatta untuk memberikan bantuan kepada para korban di Padang, Sabtu (10/10) seperti dilaporkan republika.co.id.

Hasyim menjelaskan, melalui konsep Ansor-Muhajirin, masyarakat yang menjadi korban akan ditampung di keluarga yang tidak terkena gempa. Selain bisa mencegah timbulnya dampak negatif, penerapan konsep itupun akan memunculkan kekerabatan yang lebih mendalam di antara korban dan keluarga yang menampung.''Konsep Ansor-Muhajirin ini pernah diterapkan kepada para korban gempa Yogyakarta, dan terbukti sangat efektif'' ujar Hasyim.

Hasyim menuturkan, konsep Ansor-Muhajirin terhadap korban gempa Sumatera Barat itu telah lama diusulkannya kepada pemerintah. Namun, hingga kini usul tersebut belum mendapat tanggapan.

''Kami menyayangkan sikap pemerintah itu,'' tandas orang nomor satu di tubuh PBNU tersebut.

Sementara itu, ketika disinggung mengenai bantuan yang disalurkan PBNU kepada para korban gempa, Hasyim menjelaskan, akan dilakukan dalam dua tahap. Untuk tahap pertama, terang dia, bantuan tersebut bersifat tanggap darurat.

Dalam tahap tanggap darurat itu, PBNU menyerahkan sejumlah bantuan yakni uang tunai senilai Rp 100 juta, 2.000 paket family kit, 2.000 paket sekolah seperti misalnya buku dan seragam sekolah, dan pembuatan sumur air bersih.

Selain itu, bantuan yang disalurkan pun berupa 2.000 paket trauma healing bagi anak-anak. Ditambah lagi, bantuan pengobatan yang dilakukan 15 tim medis yang telah bekerja sejak awal terjadinya gempa hingga akhir November mendatang. ''Setelah masa tanggap darurat selesai, kami akan menyalurkan bantuan untuk tahap rehabilitasi,'' tutur Hasyim.

Lebih lanjut Hasyim mengungkapkan, dalam waktu dekat, pihaknya pun akan mengirimkan sejumlah ulama ke lokasi bencana di Sumatera Barat. Menurut dia, para ulama itu akan membantu para korban dalam mengatasi trauma akibat gempa.

Tak hanya itu, tambah Hasyim, para ulama juga akan berupaya mengajak para korban untuk mempertebal keimanan. Dengan demikian, para korban dapat bersabar terhadap musibah tersebut dan dapat bangkit kembali. ''Secara pribadi, saya pun meminta agar seluruh masyarakat Indonesia, khususnya yang menjadi korban bencana, untuk tetap sabar dan memohon ampunan Allah Yang Maha Kuasa,'' tegas Hasyim. (mad)


Terkait