Suasana akrab dan serba informal ditunjukkan oleh para peserta konferensi kelima La Via Campesina atau organisasi pertanian sedunia di Maputo, Mozambik, Afrika, hari ini Ahad (19/20). Mereka adalah para pemimpin gerakan petani seluruh dunia.
Pantauan NU Online, acara ini juga dihadiri oleh para sukarelawan yang menyediakan diri untuk menjadi panitia, terutama para penerjemah lebih dari 10 bahasa.<>
Bahkan banyak diantara para penerjemah sukarela ini yang sudah sangat profesional, berpengalaman menjadi penerjemah di beberapa perusahaan besar di eropa, bahkan ada yang menjadi penerjemah di PBB. Tetapi di forum itu mereka bekerja gratis tak dibayar, semata untuk membantu gerakan tani.
Acara Kongres kelima La Via Campesina baru dibuka secara resmi pada Senin (20/10) besok, namun sebagai pendahuluan diselenggarakan Kongres Kaum muda dan perempuan.
Namun demikian hampir seluruh peserta telah datang dua sampai tiga hari sebelumnya. Acara menunggu itu diisi mereka dengan kegiatan silaturrahmi antar petani lebih dari 65 negara yang terbentang dari Australia, Asia Afrika hingga Eropa.
Ada yang menarik. Meskipun mereka adalah pimpinan Serikat tani di negara masing masing, namun para peserta berpeilaku sangat ramah, sama sekali tidak menunjukkan sebagai orang penting yang sok sibuk, selalu mudah melempar senyum menyapa bahkan menawarkan makanan atau minuman yang dibawa. Cara berpakaian pun sangat informal layaknya seorang petani.
La Via Via Campesina ini adalah gerakan petani modern untuk melawan dominasi sistem neoliberal. Namun demikian mereka tidak kehilangan watak petani mereka yang hidup harmonis, tolong-menolong dan rasa saling percaya. Itu yang terlihat di antara para peserta.
Para peserta jarang kelihatan keluar tempat acara. Seluruh waktu digunakan untuk tukar menukar pikiran, tentang strategi mengembangkan gerakan tani, dan termasuk cara produksi pertanian yang paling canggih. (nam)