Warta

Kualitas Anggota DPR 2009-2014 Diragukan

Kamis, 18 Juni 2009 | 13:00 WIB

Jakarta, NU Online
Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indria Samego, menyatakan khawatir terhadap kualitas anggota legislatif periode mendatang, karena 70 persen di antaranya adalah orang yang baru terjun ke dunia politik.

"Sekitar 70 persen anggota legislatif hasil Pemilu April 2009 yang akan duduk di Senayan adalah orang baru dari berbagai latar belakang yang berbeda dan belum memiliki pengalaman di dunia politik," kata Indria pada acara membedah visi ekonomi, politik dan budaya capres Indonesia 2009 di Jakarta, Kamis.<>

Menurut Indria yang juga Dewan Direktur Center for Information and Development Studies (CIDES), kemenangan 70 persen legislator baru yang akan duduk di DPR adalah buah dari sekitar 40 persen suara Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang amburadul.

Dari fenomena yang cukup kompleks tersebut, dia mengkhawatirkan kinerja legislator. Fenomena lainnya, sebagian yang menang mendapatkan kursi, bukan karena memiliki uang banyak untuk melakukan politik uang (money politics), tetapi kemampuan menggalang simpati.

Sebagai contoh, teman dekatnya yang berdarah Batak berhasil mendapat kursi di Senayan, karena sebelum pemilihan aktif melakukan pendekatan dengan calon pemilihnya. "Ia mengaku harus setiap malam 'ngobrol' dan menginap di lokasi daerah pemilihan (dapil) untuk mengetahui aspirasi masyarakat akar rumput itu," katanya.

Belajar dari hal tersebut, dia mengatakan, bukan zamannya lagi melakukan pendekatan dengan elit parpol melainkan bagaimana cara menggalang simpati masyarakat pemilih.

Tercatat sejumlah artis juga lolos mendapatkan kursi di Senayan, seperti Nurul Arifin di Dapil Surakarta, Jawa Tengah, karena popularitasnya. Sementara Edi Baskoro berhasil mengumpulkan 300 ribu lebih suara di Pacitan, Jawa Timur, meskipun tidak berdomisili di dapil tersebut. "Banyak artis yang bingung mau berbuat apa di DPR nanti, begitu pula yang merupakan pendatang baru di panggung politik," kata Indria.

Pemilu legeslatif 2009, lanjutnya, sebagian besar masih berorientasi partai (party oriented). Karena itu, diharapkan pada 2014 mendatang akan ada perubahan ke arah yang lebih baik dari sistem proporsional namun distriknya masih sangat kuat seperti saat ini.

Satu hal yang menggembirakan bagi perempuan dan aktivis pergerakan perempuan, dia mengatakan, meningkatnya legislator perempuan yang akan duduk di Senayan dari sekitar 63 orang saat ini, menjadi 110 orang legislator perempuan pada periode 2009-2014.

"Ini suatu perkembangan dan diprediksi sebagai implikasi dari adanya dorongan pemenuhan kuota 30 persen perempuan di lembaga legislatif," katanya. (ant/mad)


Terkait