Warta

Ikatan Sarjana NU Sudan Dirikan Lembaga Santunan untuk Mahasiswa

Senin, 13 Agustus 2007 | 07:19 WIB

Khartoum, NU Online
Para mahasiswa dan aktivis Nahdlatul Ulama (NU) di Sudan tampaknya tak pernah kehabisan ide. Sukses mengembangkan industri rumahan (home industry) yang memproduksi makan tempe, kini mereka bersiap-siap mendirikan lembaga internasional yang akan menyantuni para mahasiswa.

“Santunan ini nantinya diberikan kepada para mahasiswa yang membutuhkan. Bagi mereka yang berprestasi mesti didahulukan,” ungkap Ketua Ikatan Sarjana NU Sudan Moh Badrussalam Shof dalam sambutannya pada pembukaan dialog interaktif memperingati Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW di Khortoum, Sudan, Ahad (12/8).<>

Kang Badrus—begitu panggilan akrabnya—mengatakan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan beberapa petinggi Sudan dan Kedutaan Besar RI di Sudan untuk mewujudkan gagasan tersebut. Menurutnya, dalam beberapa waktu yang tidak terlalu lama, lembaga santunan tersebut akan segera berdiri.

Kang Badrus yang juga Mustasyar Pengurus Cabang Istimewa NU Sudan dalam kesempatan tersebut menjelaskan sejarah ISNU Sudan. Sejak awal, pihaknya berupaya menyelenggarakan kegiatan semacam halaqah tafsir yang diadakan dua pekan sekali hingga membuatkan kartu langganan untuk naik angkutan umum.

Peringatan Isra’ Mi’raj hasil kerja sama ISNU Sudan dengan KBRI di Khortoum itu juga dihadiri Duta Besar RI untuk Sudan Tajuddin Noer Bolimalakalu dan sejumlah petinggi PCINU Sudan, antara lain Azuizan Fitriana (Katib PCINU), Nur Hasan Abdul Bari (Sekretaris ISNU), Ulfiatul Abidah (Bendahara PCI Muslimat NU) serta para kader.

Dubes Tajuddin dalam sambutan memuji ISNU yang menyambut baik program kerja sama yang ditawarkan KBRI. Ia berpesan kepada para mahasiswa Indonesia yang belajar di negeri pertemuan dua sungai Nil itu agar lebih mengutamakan keilmuan, bukan tertarik pada dunia kerja. Ia juga mengatakan akan menbantu semua hal-hal yang berhubungan dengan intlektualitas, termasuk peringatan Isra Mi’raj tersebut. (rif/nus)


Terkait