Jakarta, NU Online
Secara konsisten, Gus Dur terus menentang kelompok yang memperjuangkan Negara Islam. Kali ini kritikan yang sama diungkapkan Gus Dur ketika membuka peringatan hari lahir PMII yang ke 47 di Tugu Proklamasi Jakarta, Jum’at malam.
"Saya tidak suka yang 'Islam-Islam' itu. Ini Indonesia. NU menolak yang 'Islam-Islam' itu. Pada tahun 1934, NU telah mengeluarkan keputusan untuk menolak negara Islam," cetus mantan Presiden itu.
ot;Verdana">Menurut mantan ketua umum PBNU ini, Islam cukup dijalankan oleh masyarakat, bukan oleh pemerintah. "Jadi untuk shalat, untuk ibadah tidak perlu UU," kata Gus Dur yang kemudian disambut tertawa massa PMII dan nahdliyyin yang memenuhi lokasi peringatan.
Ironi tentang pelaksanaan ajaran Islam diungkapkan Gus Dur dengan memberi contoh pelaksanaan haji dari WNI. Menurutnya setiap tahunnya 900 ribu visa dikeluarkan pemerintah Arab Saudi bagi WNI untuk pergi haji dan umrah.
"Mereka tetap korupsi, tetap tidak benar. Jadi ibadah kita selama ini ya sia-sia saja. Termasuk orang-orang PMII dan NU. Mereka kan juga banyak yang umroh dan haji ke sana. Jadi bagi saya, tidak perlu simbol-simbol Islam itu. Yang penting tujuannya," tandas Gus Dur.
Sejumlah mantan ketua umum PMII yang kini telah jadi politisi di senayan hadir dalam acara tersebut seperti Muhaimin Iskandar dan Ali Masykur Musa.
Selain diwarnai orasi-orasi dari mantan-mantan pemimpin PMII, acara peringatan juga diisi istighotsah dan zikir lebih dari 800 peserta. Kegiatan terakhir ini dipimpin Kyai kharismatik NU dari Bekasi, Kyai Junaidi Al Baghdadi. (dtc/mad)