International Summit of Moderate Islamic Leaders atau pertemuan internasional pemimpin Islam moderat yang berlangsung awal pekan kemarin di JCC, Jakarta, belum selesai. Nahdlatul Ulama (NU) sebagai inisiator pertemuan dan konsolidasi ulama moderat internasional ini akan mengintensifkan pertemuan para tokoh agama Islam di tingkat regional di pelbagai belahan dunia.
“Di akhir pertemuan Isomil pengurus NU dan semua ulama khususnya undangan dari luar negeri mengadakan pertemuan terbatas. Di sana kita sepakat dan satu suara. Ke depan kita akan membuat dialog serupa di level regional,” kata Ketua Panitia Isomil H Imam Aziz di Jakarta.
Pada pertemuan-pertemuan regional ke depan NU berencana melibatkan pengurus cabang istimewanya yang sudah terbentuk di banyak negara. NU tentu akan menjajaki kerja sama dengan otoritas lokal dalam mempertemukan tokoh-tokoh Islam setempat.
“Kita sendiri sudah bertemu dengan pihak Kemenlu RI. Ke depan atase kebudayaan RI akan melibatkan kita dalam mengenalkan wajah Islam yang damai.”
NU juga mendorong dubes-dubes RI di Eropa untuk berbicara Islam moderat. “Kita mesti memberi warna masjid-masjid Eropa dengan paham Aswaja yang damai dan santun,” tegas Ketua NU yang membidangi kebudayaan.
Selain otoritas lokal, NU akan bekerja sama dengan korporasi yang mungkin diajak untuk kerja sama dalam menginspirasi Islam yang penuh rahmat untuk segenap makhluk-Nya.
Kecuali pertemuan pemuka agama Islam, NU dalam rangka menginspirasi gagasan Islam moderat untuk penyelesaian konflik dunia memilih pendekatan akademik seperti pertukaran pelajar. “Kita akan memperkuat jaringan yang sudah ada. Kita sudah sering melakukan pertukaran pelajar dengan Tunis dan Maroko,” kata H Imam Aziz. (Alhafiz K)