Mataram, NU Online
Bencana gempa susulan di kawasan Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa waktu terakhir membuat seluruh komponen masyarakat tergerak satu komando. Hal tersebut juga dilakukan elemen yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama.
Kepala Satsusnas Bagana atau Banser Siaga Bencana, Chabibullah, di Lombok, Sabtu (1/9) mengatakan, berbagai Banom dan lembaga yang masuk dalam naungan NU berkumpul menjadi satu di Posko NU Peduli. Lokasinya di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) NTB.
Untuk mensinergikan sistem penanganan tanggap darurat mulai tanggal 29 Juli, kata dia, Bagana menerapkan adanya posko induk dan podko antara serta posko lapangan.
Hal ini dilakukan karena luasan dampak gempa yang terjadi. Yaitu di Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Utara dan Lombok Timur.
“Posko induk ditempatkan di gedung PW NU NTB sebagai tempat berhimpunnya semua elemen dari Banom dan lembaga yang ada di NU,” jelasnya.
Chabibullah mengungkapkan, ketua tim relawan harus mengidentifikasi kebutuhan pengungsi yang diperlukan masyarakat. "Selain itu, harus adanya jalinan kebersamaan dan persaudaraan karena semua elemen tergabung di dalam naungan NU," ungkapnya.
"Bentuk persaudaraan inilah yang akan bisa memperetat rasa empati dan simpati terhadap nahdliyin pada khususnya, dan masyarakat sekitar secara umum," jelas dia.
Chabib menambahkan, tanggap darurat tidak boleh hanya sekali penangganan, namun harus kontinyu dan rutin, sehingga penangganan pascabencana bisa optimal. "Selain itu harus ada assesmen lapangan secara detail dan real time," katanya.
"Saat ini Bagana dan PBNU telah membagi beberapa klaster tipe kebencanaan, sekaligus kesehatan. Bagana dan PBNU sebelumnya menetapkan tanggap darurat sampai tanggal 25 Agustus," ujarnya.
PWNU NTB menjadi posko induk bencana gempa Lombok, sedangkan tempat yang menjadi lokasi kerumunan relawan dikategorikan pos.
Mohammad Ghofirin, Kepala Humas Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya atau Unusa menambahkan, kampusnya turut berpartisipasi karena korban gempa Lombok merupakan saudara, terlebih Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim menginstruksikan pengiriman relawan.
Hal ini direspons positif pimpinan Unusa agar mengirimkan relawan dari Unusa. "Unusa berpartisipasi secara langsung ke lokasi bencana gempa Lombok NTB," ujarnya.
Selama ini yang terpantau aktif menangani dan memberikan sumbangsih berarti untuk gempa Lombok lumayan banyak. Baik dari unsur NU, Banom, lembaga, hingga kampus dan masyarakat secara umum. (Gatot Arifianto/Ibnu Nawawi)