Pati, NU Online
Pejabat Rais Aam Syuriah PBNU KH A Musthofa Bisri (Gus Mus) menuturkan banyak hal saat menyampaikan taushiyah pada Haul ke-1 Almaghfurlah KH MA Sahal Mahfudh di Pesantren Maslakul Huda Kajen-Margoyoso-Pati, Jawa Tengah.
<>
Gus Mus pada acara Selasa (13/01/15) malam tersebut mengaku sebagai asisten Kiai Sahal sejak di kepengurusan PWNU Jawa Tengah hingga berlanjut di PBNU. Uniknya, ketika Mbah Sahal naik jabatan, otomatis Gus Mus naik jabatan di bawah Kiai Sahal.
“Saya itu asisten Kiai Sahal sejak lama. Ketika beliau Katib Syuriah PWNU Jateng, saya Wakil Katib. Ketika beliau jadi Rais, saya jadi Katib. Nah, ketika beliau jadi Rais di PBNU, saya tetap jadi Katib,” ujar Gus Mus jenaka yang langsung disambut ger-geran hadirin.
Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin ini menambahkan, itulah bedanya kualitas seseorang. Ketika yang satu sudah sampai di bulan sementara yang lain masih merayap di bumi.
Gus Mus masih ingat betul ketika Departemen Agama (kini Kemenag) saat itu banyak membuat program macam-macam yang ternyata terinspirasi pemikiran Kiai Sahal.
“Misalnya begini, ketika beliau sedang ngomongin sesuatu dengan saya tentang kesehatan masyarakat. Lalu, kata orang Depag, ‘wah itu kita seminarkan saja. Kita kerja sama dengan UNICEF.’ Nah, seluruh pegawai Depag pun ikut seminar. Semua lalu tanda tangan dan semua dapat amplop,” ungkap Gus Mus yang lagi-lagi disambut tawa segar hadirin.
Hasil seminar tersebut, lanjut Gus Mus, menyepakati untuk membentuk tim perumus. Ditunjuklah narasumbernya, Kiai Sahal, sebagai tim perumus bersama Gus Dur dan beberapa orang lainnya.
“Saya tau betul karena setelah itu saya ditugasi Kiai Sahal untuk menulis rumusan dengan membuka kitab-kitab yang ditunjukkan beliau,” paparnya.
Gus Mus menegaskan, hingga saat ini buku panduan tentang gizi di Kementerian Agama tulisan Arabnya masih asli tulisan sahabat karib Gus Dur ini. “Jadi, tulisan Arab saya masih dipakai saking kesete (malas, Jawa-red) orang Kemenag itu. Udah gitu difoto kopi.” Lagi-lagi hadirin tertawa gembira.
Menurut Gus Mus, Kiai Sahal memiliki keahlian nyata di bidang fiqih. “Beliau itu kan keahliannya fiqih. Tapi ini bukan fiqih murni yang lalu dipakai ndalil ke sana ke mari, buat pidato. Ndak. Ada pembaruan bahtsul masail di NU itu juga pemikirannya Kiai Sahal,” tegas putra KH Bisri Musthofa ini. (Musthofa Asrori/Abdullah Alawi)