Jakarta, NU Online
Rombongan dari Kedutaan Besar Sudan untuk Indonesia berkunjung ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat. Mereka diterima langsung Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Ketua PBNU H Iqbal Sullam.
<>
“Kami ke sini dalam rangka melaksanakan misi kedutaan yang menghubungkan masyarakat Sudan dan Indonesia,” kata Duta Besar Sudan Dr Abdurrahim as-Siddiq kepada NU Online singkat, Kamis (27/11).
Abdurrahim mengaku tertarik kepada NU karena ormas Islam ini memiliki keunikan dibanding umat Islam lain di negara-negara Timur Tengah. “Keunikannya terletak pada dukungan NU kepada eksistensi Negara Republik Indonesia. Ini luar biasa,” tuturnya didampingi tiga orang dari Kedubes Sudan.
Pertemuan pihak Kedubes Sudan dan pengurus PBNU berlangsung santai di ruang Ketua Umum PBNU, Lantai 3 Gedung PBNU. Keduanya saling bertukar informasi tentang kehidupan di masing-masing negara. Kiai Said juga memaparkan tentang profil singkat NU.
Sebelumnya, rombongan tersebut berkunjung ke Pojok Gus Dur, bekas kantor mendiang KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang kini berubah menjadi museum kecil dan perpustakaan. Di lantai dasar gedung PBNU ini, mereka melihat foto-foto Gus Dur dan keluarganya, serta buku-buku karyanya.
Keempat sempat terpana saat membaca beberapa kutipan ucapan Gus Dur yang terpajang di dinding Pojok Gus Dur. Kutipan tersebut, di antaranya, berbunyi, “The deep problem is that people use religion wrongly in persuit of victory and triumph. This sad fact then leads to conflict with people who have different beliefs”; dan “Saya tidak khawatir dengan dominasi minoritas. Itu lahir karena kita yang sering minder. Umat Islam—mungkin karena faktor masa lalu—sering dihantui rasa kekalahan dan kelemahan.” (Mahbib)