Tel Aviv, NU Online
Israel membuka sambungan rel kereta berkecepatan tinggi antara bandara internasional Tel Aviv dan Jerusalem. Melalui jalur darat, perjalanan dari Bandara Ben Gurion Tel Aviv ke Yerusalem memakan waktu setidaknya 40 menit. Namun dengan kereta ini, perjalanan hanya 20 menit saja.
Kereta ini melintasi serangkaian terowongan dan jembatan baru, melewati perbukitan antara Yerusalem dan bandara, jaraknya sekitar 40 kilometer atau 25 mil.
Di satu sisi, ini menjadi derita warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat. Pasalnya, warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat sebagian besar dilarang oleh Israel untuk melakukan perjalanan ke luar negeri melalui Bandara Ben Gurion. Mereka harus menyeberang ke Yordania untuk terbang keluar dari bandara di Amman. Sementara, rute kereta cepat Tel Aviv-Yerusalem tersebut melintasi Tepi Barat.
“Sangat menyedihkan bahwa Anda melihat kereta api dan melihat teknologi modern di tanah Anda dan di dalam tanah Anda dan Anda tidak dapat menggunakannya atau mengeksploitasinya karena unsur masalah pendudukan," kata salah seorang warga Palestina Mohammed al-Tari, 55, dari Beit Surik, dikutip laman Reuters, Selasa (25/9).
Kepala perunding Palestina Saeb Erekat menuduh Israel secara ilegal memanfaatkan tanah Palestina yang diduduki dalam pengaturan rute kereta tersebut. Menurut Erekat, langkah ini adalah adalah bagian dari agenda mengubah pendudukan Israel menjadi aneksasi.
Sementara itu, kabar ini membuat warga Israel senang. Mereka kini memiliki transportasi modern yang bisa membawa mereka dengan cepat dari Yerusalem ke Tel Aviv, ataupun sebaliknya.
Bahkan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa pembukaan rute itu adalah momen bersejarah yang menandai era baru bagi Yerusalem dan negara Israel. (Red: Muchlishon)